Elon Musk Bagikan Video Menlu UEA soal Ekstremisme, Dicap Menjelek-jelekkan Citra Islam

Elon Musk Bagikan Video Menlu UEA soal Ekstremisme, Dicap Menjelek-jelekkan Citra Islam

Global | sindonews | Selasa, 30 April 2024 - 14:13
share

Elon Musk mendukung video lama Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed yang memperingatkan tentang meningkatnya ekstremisme di kalangan Muslim di Eropa.

Miliarder pemilik platform media sosial X dan CEO Tesla tersebut membagikan ulang video lama itu, menambahkan komentar: "Dia tahu apa yang dia bicarakan".

He knows what hes talking about https://t.co/2b9CCvQdPp Elon Musk (@elonmusk) April 28, 2024

Video tersebut, bertanggal April 2019, menampilkan Abdullah bin Zayed dan diposting oleh outlet berita Polandia; Visegrad24 , yang berhaluan sayap kanan dan rawan disinformasi.

Akan datang suatu hari di mana kita akan melihat lebih banyak ekstremis radikal dan teroris keluar dari Eropa, karena kurangnya pengambilan keputusan, kata menteri UEA dalam video tersebut yang dibagikan ulang Elon Musk di X, sebagaimana dilansir New Arab , Selasa (30/4/2024).

Menurut menteri tersebut, hal itu akan terjadi karena orang-orang berasumsi bahwa mereka mengetahui Timur Tengah dan Islam.

Sang menteri kemudian mengecam hal itu sebagai "ketidaktahuan murni".

Pemerintah UEA dikenal karena sikapnya yang sangat menentang Islam politik, dan melakukan upaya ekstrem selama beberapa dekade terakhir untuk melawannya di seluruh dunia Arab, seringkali dengan mendukung tindakan keras dan perang saudara.

Komentar Musk atas video tersebut mendapat reaksi luas dari jurnalis, aktivis, dan komentator politik.

Anas Altikriti, pendiri Cordoba Foundation yang berbasis di Inggris yang mengatakan misinya adalah untuk menjembatani kesenjangan pemahaman antara dunia Muslim dan Barat, mengecam video tersebut dan mengkritik pernyataan Musk sebagai komentar tidak masuk akal dan menambahkan bahwa komentar tersebut sangat menggambarkan gambaran yang suram dan meresahkan".

Dia menambahkan bahwa menyalahkan masjid, organisasi Muslim, dan proyek penjangkauan komunitas di mana warga Muslim di negara-negara Eropa terlibat secara politik atau lainnya telah digunakan sebagai sasaran empuk oleh negara-negara dan pemerintah Eropa yang gagal menyelesaikan kekacauan mereka sendiri.

Abdullah bin Zayed melontarkan komentar tersebut beberapa tahun lalu karena rezim otoriter seperti UEA tahu bahwa mereka dapat meredam tindakan keras terhadap kebebasan, hak, dan berekspresi dalam wilayah kekuasaan dan jangkauan mereka sendiri, namun mereka tidak dapat melakukan hal yang sama jika menyangkut Eropa, katanya kepada New Arab.

Cara untuk menghentikan segala upaya untuk mengungkap rezim brutal dan kejam yang berkuasa di UEA atau sebagian besar negara-negara Arab, khususnya negara-negara kaya minyak adalah dengan mencoba menjelek-jelekkan mereka, dan apa yang terbaik untuk digunakan dalam ungkapan-ungkapan yang kemudian disebut sebagai mereka teroris dan menyinggung masjid dan organisasi Muslim," imbuh dia.

Dia juga mengatakan bahwa para komentator sayap kanan cenderung akan bertepuk tangan dan mengucapkan selamat kepada Abdullah bin Zayed atas komentar-komentar lamanya. "Karena komentar tersebut mendukung tren Islamofobia sayap kanan yang merajalela di seluruh masyarakat Eropa saat ini sebagai akibat dari kegagalan pemerintah Eropa di hampir semua tingkatan," katanya.

Yang lain juga mengkritik video tersebut.

Saya tidak berpikir orang-orang yang membantu mempertahankan perang saudara di Sudan, yang telah menjual rakyatnya ke Barat, dan yang mendukung terorisme Zionis, adalah orang-orang yang memberi ceramah kepada dunia tentang ekstremisme, kata seorang pengguna media sosial, merujuk pada dugaan dukungan UEA terhadap milisi RSF Sudan dan normalisasi hubungan mereka yang kontroversial dengan Israel.

Video ini telah ditonton lebih dari seratus juta kali dan digunakan oleh organisasi ekstremis dan Zionis, kata Nezam Mahdawi, jurnalis yang berbasis di AS.

Ketika pembicaraan yang mendistorsi Islam dan Muslim datang dari orang Arab dan Muslim, itu menjadi argumen bagi semua orang yang membenci Islam, Arab, dan Zionis karena hal itu memperkuat narasi mereka, imbuh dia.

Namun ada dukungan untuk Musk dan sentimen yang dibagikan dalam video dari beberapa pengguna media sosial.

Barat seharusnya mendengarkannya, tulis salah seorang pengguna media sosial.

Topik Menarik