Gunung Ruang Erupsi, Begini Penampakan Penumpang Telantar di Bandara Sam Ratulangi

Gunung Ruang Erupsi, Begini Penampakan Penumpang Telantar di Bandara Sam Ratulangi

Infografis | sindonews | Selasa, 30 April 2024 - 12:08
share

Imbas Gunung Ruang erupsi berdampak pada jadwal penerbangan di Bandara Sam Ratulangi untuk sementara sampai pukul 12.00 WITA, Selasa (30/4/2024). Penumpang tampak kecewa dan panik akibat erupsi gunung di Kabupaten Sitaro tersebut.

Pantauan iNews Media Group, sejumlah calon penumpang mendatangi counter costumer service untuk mencari kejelasan penerbangan mereka. Sebab, belum ada komfirmasi resmi pihak maskapai penerbangan.

Alhasil, banyak penumpang dengan rute perjalanan telantar di bandara yang berada di Kota Manado tersebut. Kami cek juga diFIDS (Flight Information Display System) penerbangan masih terjadwal, kami ingin kejelasan, kata beberapa calon penumpang.

Sementara kondisi langit di Kota Manado masih terlihat gelap gulita seakan mendung. Hal ini disebabkan dengan kondisi Gunung Ruang di Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) kembali erupsi pada (30/4/2024) sekitar pukul 02.35 WITA.

Humas Bandara Sam Ratulangi Manado Yanti Pramono mengatakan, akibat dampak erupsi, operasional bandara internasional Sam Ratulangi Manado ditutup sementara sampai dengan pukul 12.00 WITA. Hal itu demi menjaga aspek keselamatan dan keamanan penerbangan

Diketahui, Gunung Ruang pertama kali erupsi pada Selasa (16/4/2024) malam. Sekira seminggu terhenti, Gunungapi stratovolcano Tipe-A dengan ketinggian 725 meter di atas pemukaan laut ini kembali erupsi pada Selasa (30/4/2024).

Saat ini, Gunung Ruang berada pada Status Level IV (Awas), masyarakat di sekitar Gunung ruang dan pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif Gunung Ruang.

Masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius 6 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 6 km.

Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan dan tsunami akibat material erupsi yang masuk kelaut/runtuhnya tubuh gunungapi ke dalam laut.

Topik Menarik