Sejarah Kerajaan Sunda: Asal-usul, Daftar Raja hingga Peninggalan

Sejarah Kerajaan Sunda: Asal-usul, Daftar Raja hingga Peninggalan

Infografis | sindonews | Selasa, 23 April 2024 - 15:44
share

SEJARAH Kerajaan Sunda menjadi ulasan menarik untuk diketahui. Pada riwayatnya, kerajaan ini menjadi salah satu yang pernah muncul di Pulau Jawa.

Apabila dibandingkan dengan nama-nama kerajaan lain seperti Majapahit atau Sriwijaya, Kerajaan Sunda mungkin lebih jarang dibahas. Kendati begitu, kerajaan ini tetap memiliki andil dalam sejarah Indonesia.

Lantas, bagaimanakah sejarah keberadaan Kerajaan Sunda ini? Dirangkum dari berbagai sumber, simak ulasannya berikut untuk mengenalnya lebih jauh.

Sejarah Kerajaan Sunda

Kerajaan Sunda menjadi salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang pernah hadir dalam sejarah Indonesia. Adapun keberadaannya sendiri di bagian barat Pulau Jawa.

Pada riwayatnya, kemunculan Kerajaan Sunda bermula ketika Kerajaan Tarumanegara memasuki fase kemunduran. Menurut naskah Wangsakerta, kerajaan ini bahkan disebut sebagai pengganti Tarumanegara yang seakan menghilang namanya.

Keberadaan Kerajaan Sunda tak bisa dilepaskan dari sosok Tarusbawa. Ia banyak dikatakan sebagai penguasa pertama Kerajaan Sunda.

Pada Carita Parahyangan, Tarusbawa hanya disebut dengan gelarnya saja, yaitu Tohaan di Sunda (Raja Sunda). Masa pemerintahannya diperkirakan sampai 723 Masehi.

Mengutip e-book berjudul “Mengenal Kerajaan-kerajaan Besar Nusantara” karya Mahadewa Adi Seta, Tarusbawa awalnya punya impian untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Tarumanegara.

Melihat pamor Tarumanegara yang mulai memudar, ia mengulang kejayaan yang dulu dibawa pendahulunya seperti Purnawarman.

Saat mengganti nama menjadi Kerajaan Sunda, pendiri Kerajaan Galuh,Wretikandayun memisahkan diri. Demi menghindari perang, akhirnya ia setuju membagi wilayah bekas Tarumanegara menjadi dua bagian, yakni Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.

Daftar Raja Kerajaan Sunda

Pada sejarahnya, Kerajaan Sunda telah dipimpin banyak raja yang berbeda. Selain Tarusbawa yang menjadi penguasa pertama, masih ada belasan sosok lain yang pernah menempati takhta. Berikut daftarnya.

1. Tarusbawa (669-723 M)

2. Harisdarma atau Sanjaya (723- 732 M)

3. Tamperan Barmawijaya (732- 739 M)

4. Rakeyan Banga (739-766 M)

5. Rakeyan Medang Prabu Hulukujang (766-783 M)

6. Prabu Giliwesi (785-795 M)

7. Pucukbumi Darmeswara (795-819 M)

8. Rakeyan Wuwus Prabu Gajah Kulon (819-891 M)

9. Prabu Darmaraksa (891-895 M)

10. Windusakti Prabu Dewageng (895-913 M)

11. Rakeyan Kamuning Gading Prabu Pucukwesi (913-916 M)

12. Rakeyan Jayagiri (916-942 M)

13. Atmayadarma Hariwangsa (942-954 M)

14. Limbur Kancana (954-964 M)

15. Prabu Munding Ganawirya (964-973 M)

16. Prabu Jayagiri Rakeyan Wulung Gadung (973-989 M)

17. Prabu Brajawisesa (989-1012 M)

18. Prabu Dewa Sanghyang (1012-2029 M)

19. Prabu Sanghyang Ageng (1019-1030 M)

20. Prabu Detya Maharaja Sri Jayabuopati (1030-1042 M)

Peninggalan Kerajaan Sunda

Pada pembagian wilayah antara Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, Sungai Citarum menjadi pembatas. Sebagaimana kerajaan-kerajaan lain, Kerajaan Sunda juga memiliki sejumlah peninggalan seperti candi hingga prasasti. Berikut beberapa di antaranya.

-Prasasti Pasir Datar

Prasasti Pasir Datar ditemukan sekitar 1872 di Cisande, Sukabumi. Terbuat dari batu alam, isinya belum ditranskripsi, sehingga masih sulit diketahui isinya. Saat ini, prasasti tersebut disimpan ke Museum Nasional Indonesia.

-Prasasti Cikapundung

Prasasti ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-14. Pada bagiannya, terdapat tulisan dengan huruf Sunda kuno, gambar telapak tangan, telapak kaki, dan wajah.

-Prasasti Ulubelu

Berikutnya ada Prasasti Ulubelu. Prasasti ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-15.

Pada beberapa bagiannya prasasti tersebut dikatakan berisi mantra permintaan tolong kepada dewa-dewa seperti Batara Guru (Siwa), Brahma, dan Wisnu. Selain itu, ada juga permintaan yang ditujukan pada penguasa air, tanah, maupun pohon untuk menjaga keselamatan dari musuh.

-Prasasti Huludayeuh

Prasasti Huludayeuh diketahui para peneliti sekitar 1991. Namun, kondisinya tidak utuh, sehingga isi dalam prasasti tidak dapat diketahui seluruhnya.

-Prasasti Kebon Kopi II

Nama Kebon Kopi II disematkan karena jarak penemuan prasasti ini dekat dengan Prasasti Kebon Kopi I. Ditemukan di Bogor sekitar abad ke-19, prasasti tersebut ditulis dengan bahasa Melayu Kuno dan berisi tentang raja Sunda yang menduduki kembali tahtanya sekitar tahun 932 Masehi.

Demikianlah ulasan mengenai sejarah Kerajaan Sunda yang bisa diketahui. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan Anda.

Topik Menarik