Kronologi Ade Jigo Jadi Korban Kasus Mafia Tanah
JAKARTA - Musisi Ade Jigo datang dengan kabar tak sedap. Saat ini, ia diketahui tengah menjalani proses hukum usai diduga menjadi korban mafia tanah.
Masalah bermula ketika keluarga Ade Jigo digugat oleh seseorang asal Semarang terkait kepemilikan tanah di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan yang sudah didiami sang musisi sejak kecil. Gugatan tersebut pun membuat Ade Jigo dan keluarganya terkejut. Sebab, Ade Jigo mengklaim punya seluruh surat kepemilikan tanah tersebut.
"Jadi kita kaget aja kok tiba-tiba rumah kita yang udah kita tempatin bertahun-bertahun duluan digugat orang, bahkan kita sendiri megang sertifikatnya, SKPT-nya (Surat Keterangan Pendaftaran Tanah), PBB-nya kita lancar dan bahkan kita cek ke BPN pun sah dan tidak ada dalam gugatan, tidak ada dalam sengketa tapi kok tiba-tiba ada surat baru dia menunjukkan, 'ini tanah saya lho'," jelas Ade Jigo, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2024).
"Justru yang kita ragukan sertifikat lawan. Kok tiba-tiba muncul baru sekarang saya dari tahun 83 udah lahir di situ besar disuruh kok tiba-tiba baru sekarang," sambungnya.
Kronologi Ade Jigo jadi korban kasus mafia tanah (Foto: Ravie/MPI)
Ade Jigo menegaskan jika pihak lawan tak punya sertifikat tanah yang disengketakan. Melainkan hanya memegang girik atau bukti pembayaran pajak atas lahan.
"Pihak lawan bukan berupa sertifikat tapi girik," ucap kakak kandung Ade Jigo, Heru Kurniawan.
Usut punya usut, masalah ini sudah berlangsung sejak 2000. Saat itu, pihak yang berperkara adalah ibunda Ade Jigo dan orang tua dari penggugat yang sekarang.
"(Kasus ini) Udah lama, jadi gugatan ini dari tahun 2000an, orang tua kita udah sempat digugat dan kita memang sudah beberapa kali menang kok tiba-tiba ada bukti baru dari lawan," tutur Ade Jigo.
"Diduga ada indikasi mafia, modus-modusnya ini cara-cara lama nggak jauh beda dari penggugat-penggugat sebelumnya," tambahnya.
Kedatangan Ade Jigo ke Pengadilan hari ini diketahui untuk menjalani sidang atas gugatan balik terhadap penggugat sebelumnya.
