Denza Bakal Boyong Deretan Mobil Mewah ke Indonesia 2026, Ini Bocorannya
JAKARTA, iNews.id – PT BYD Motor Indonesia bersiap menggeber langkah Denza sebagai lini kendaraan premium pada 2026. Setelah mencetak sukses lewat MPV listrik mewah Denza D9 yang terjual lebih dari 7.000 unit, pabrikan asal China ini tak ingin berhenti di satu model.
Ambisi tersebut diungkapkan Presiden Direktur BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao kepada media di Sentul, Bogor. Dia menegaskan Denza akan masuk ke segmen lebih luas dengan karakter kendaraan yang berbeda dari saat ini.
“Jadi pada 2026 kami akan memperkenalkan segmen lain di bawah (brand) Denza. Semoga sedan, hatchback, SUV, bahkan SUV off-road. Kita bisa memperkenalkan segmen-segmen lagi di Denza brand pada 2026,” ujar Eagle Zhao.
Pernyataan tersebut menjadi sinyal kuat Denza tak lagi hanya identik dengan MPV premium. Meski belum mengungkap model secara spesifik, Zhao memberi gambaran bahwa pasar Indonesia akan kebagian beragam pilihan, mulai dari sedan yang berorientasi kenyamanan, hatchback bergaya sporty, SUV keluarga, hingga SUV off-road untuk konsumen berjiwa petualang.
Tak hanya soal penambahan model, BYD juga menyiapkan kejutan lain. Zhao membocorkan bahwa calon mobil baru Denza di Indonesia akan menjadi yang pertama dibekali teknologi terbaru milik BYD, yang sebelumnya belum pernah diterapkan di model Denza mana pun.
“Product terbarunya cukup oke. Tapi kami akan mengimplementasikan teknologi baru untuk pertama kalinya di mobil ini,” kata Eagle Zhao.
Teknologi tersebut nantinya akan menjadi fondasi dan diadopsi ke model Denza lain di Indonesia, sehingga kehadiran model 2026 bisa menjadi titik awal era teknologi baru bagi merek premium ini.
Masuknya Denza ke berbagai segmen membuka peluang lebih besar bagi konsumen Indonesia yang menginginkan kendaraan listrik dengan fungsi dan karakter beragam. Tak menutup kemungkinan, BYD juga mempertimbangkan menghadirkan varian hybrid atau plug-in hybrid (PHEV) seperti yang sudah tersedia di pasar global.
Jika opsi tersebut benar-benar dibawa, konsumen akan mendapat fleksibilitas lebih luas antara kendaraan listrik murni (BEV) dan elektrifikasi parsial yang dinilai lebih praktis untuk penggunaan harian, terutama di daerah dengan infrastruktur pengisian daya yang belum merata.
Strategi memperluas portofolio ini dinilai penting di tengah persaingan pasar elektrifikasi yang kian ketat. Terlebih, insentif mobil listrik dihentikan pemerintah tahun depan.









