Insentif Mobil Listrik Dihapus, Xpeng Nilai Konsumen Akan Terbebani 

Insentif Mobil Listrik Dihapus, Xpeng Nilai Konsumen Akan Terbebani 

Otomotif | inews | Sabtu, 20 Desember 2025 - 18:07
share

JAKARTA, iNews.id – Pemerintah memberi sinyal menghentikan insentif kendaraan listrik membuat industri otomotif gelisah. Langkah ini dinilai berpotensi mengganggu momentum positif elektrifikasi yang sudah terbentuk sejak dua tahun terakhir.

Di mata Xpeng Indonesia, kebijakan insentif bukan sekadar stimulus bisnis, namun fondasi agar konsumen mau beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Mereka menilai pencabutan insentif justru akan memberikan dampak langsung kepada pembeli mobil listrik, terutama dari sisi biaya.

“Insentif dicabut mungkin akan membebani konsumen. Karena kan mereka yang membayar pajak. Selama ini, kebijakan pemerintah sangat bagus dalam mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan,” ujar Hari Arifianto, Vice President of Marketing Xpeng Indonesia saat berbincang dengan media di Jakarta, Sabtu (20/12/2025).

Menurut Hari, harga bukan satu-satunya yang memengaruhi minat beli, insentif daerah seperti keringanan pajak daerah juga punya pengaruh kuat terhadap keputusan pembelian. Jika keduanya ikut ditarik, dikhawatirkan akan menciptakan perlambatan adopsi kendaraan listrik.

Lebih jauh, Xpeng menilai industri otomotif listrik tidak bisa dibangun dalam hitungan bulan. Perlu kesinambungan kebijakan dan dukungan ekosistem, mulai dari investasi pabrikan, penguatan jaringan dealer, hingga layanan purnajual. Xpeng sendiri sudah menanamkan modal besar di Indonesia, termasuk menggerakkan produksi lokal.

Sepanjang 2025, permintaan mobil Xpeng terbilang solid. Hari menyebutkan pihaknya bersyukur penjualan tetap tumbuh, bahkan unit yang masuk daftar tunggu kini beberapa bulan. Hal ini menunjukkan pasar Indonesia mulai menerima teknologi baru, terutama kendaraan listrik berpenggerak baterai.

Saat ini, Xpeng akan mengirimkan total sekitar 600 unit ke konsumen di Indonesia. Seluruh unit yang tiba merupakan produksi lokal dari pabrik PT Handal Motor Indonesia. Dari total itu, 90–95 persen adalah model Xpeng X9, disusul model Xpeng G6. “Saat ini, rata-rata pengiriman ke konsumen 200 unit per bulan,” kata Hari.

Di tengah ketidakpastian insentif, Xpeng tetap menyiapkan ekspansi jaringan dealer. Saat ini mereka memiliki enam jaringan dealer di wilayah luar Jabodetabek. Ke depan akan Ekspansi di sejumlah kota besar.

Hari menegaskan industri otomotif harus dipandang sebagai investasi jangka panjang. Menurutnya, mobil listrik memiliki keunggulan fundamental karena tidak mengandalkan bahan bakar subsidi dan mampu mendukung agenda pengurangan emisi karbon nasional.

Harapan besar Xpeng tetap sama, insentif diteruskan agar ekosistem tumbuh stabil. Jika tidak, pertumbuhan EV berpotensi melambat dan membebani konsumen yang sudah percaya menuju era elektrifikasi.

Untuk pasar Indonesia, Xpeng hadir dengan line-up yang cukup agresif. Model flagship mereka, Xpeng X9, ditawarkan dalam tiga varian, yaitu Standard Range Pro seharga Rp990 juta, Long Range Pro Rp1,059 miliar, dan Long Range Pro+ Rp1,099 miliar on the road Jakarta.

Sementara model Xpeng G6 hadir dalam dua varian, yaitu Standard dibanderol Rp599 juta dan varian Pro Rp619 juta.

Lewat kombinasi harga, produksi lokal, hingga rencana ekspansi dealer, Xpeng percaya Indonesia akan tetap menjadi pasar penting. Kini bola ada di sisi regulator—apakah insentif mobil listrik akan terus berlanjut, atau justru berhenti di tengah jalan. 

Topik Menarik