Jual Ratusan Mobil di GIIAS, BAIC Umbar Janji Besar Banjiri Indonesia dengan Model Baru
Di tengah gempuran masif merek-merek otomotif Tiongkok di GIIAS 2025, BAIC muncul sebagai "kuda hitam" yang diam-diam mencatatkan langkah signifikan. Pada partisipasi keduanya di pameran akbar ini, pabrikan tersebut berhasil membukukan 278 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK), sebuah sinyal positif bahwa produk mereka mulai diterima pasar.
Primadona utama mereka adalah sang pendatang baru, BJ30 Hybrid, yang berhasil memikat 136 pembeli. Sementara itu, sang kakak, BJ40 Plus yang gagah, menunjukkan pertumbuhan impresif dengan penjualannya melonjak dua kali lipat dibanding tahun lalu, mencapai 128 unit.
Melihat angka ini, BAIC kini menebar sebuah janji yang sangat besar. Mereka tidak akan tanggung-tanggung dalam menyerbu pasar Indonesia.
Ofensif Total: Rentetan Model Baru Hingga 2027
Dalam sebuah pernyataan resmi, Dani Yahya, Chief Operating Officer BAIC Indonesia, membeberkan sebuah peta jalan yang luar biasa ambisius. Ini bukan lagi sekadar rencana, melainkan sebuah deklarasi ofensif total."Untuk menjawab kebutuhan pasar yang semakin dinamis, BAIC Indonesia merencanakan untuk terus menyediakan line up produk untuk Indonesia," ujar Dani.Rentetan "pasukan" baru yang mereka siapkan antara lain:
BJ30 versi bensin 7-seater
Dua model SUV listrik dan satu crossover listrik
SUV listrik premium Arcfox T1 & T5 yang siap hadir di awal 2026
BJ40 Pro PHEV dan sang monster BJ80 di akhir 2026MPV ukuran sedang dan besar bertenaga listrik dan PHEV di tahun 2027
Ini adalah sebuah janji untuk membombardir pasar Indonesia dengan beragam pilihan di hampir semua segmen.
Di Balik Janji Besar, Ada Ujian Sesungguhnya
Namun, janji besar ini datang dengan tanda tanya yang tak kalah besar. Merilis belasan model baru dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun adalah sebuah tantangan raksasa bahkan bagi merek yang sudah mapan sekalipun. Mampukah BAIC, sebagai pemain yang relatif baru, mengeksekusi rencana ambisius ini tanpa tersandung?Kritik utama bagi merek-merek baru seringkali bukan terletak pada produknya, melainkan pada layanan purna jual atau after sales. Menyadari hal ini, BAIC juga menebar janji di sektor ini. Mereka menargetkan untuk melipatgandakan jaringan diler mereka dari 12 menjadi 25 diler di seluruh Indonesia sebelum akhir tahun 2025.
Mereka juga memikat konsumen dengan penawaran garansi yang sangat royal, seperti garansi kendaraan 5 tahun atau 150.000 km dan layanan darurat 24 jam selama 5 tahun.
Inilah ujian sesungguhnya bagi BAIC di Indonesia. Janji produk melimpah dan garansi panjang adalah strategi yang sangat ampuh untuk menarik pembeli. Namun, kemampuan untuk membangun 25 diler yang solid dalam waktu singkat dan memberikan pelayanan servis yang konsisten di seluruh nusantara akan menjadi penentu apakah merek ini akan bertahan lama atau hanya menjadi sensasi sesaat.
Pencapaian 278 SPK di GIIAS adalah sebuah langkah awal yang menjanjikan. Namun, perjalanan BAIC untuk menaklukkan hati dan kepercayaan konsumen Indonesia sesungguhnya baru saja dimulai. Publik kini akan mengamati dengan saksama, apakah janji-janji besar ini akan menjadi kenyataan, atau sekadar euforia pameran yang sulitdiwujudkan.



