Bukan Tesla, Honda Tantang SpaceX lewat Roket Daur Ulang

Bukan Tesla, Honda Tantang SpaceX lewat Roket Daur Ulang

Otomotif | sindonews | Sabtu, 28 Juni 2025 - 17:30
share

Di saat dunia mengenal Honda sebagai raja aspal, sebuah pemandangan unik terjadi di kota kecil Taiki, Jepang, belum lama ini. Bukan deru mesin mobil sport yang terdengar, melainkan gemuruh api dan baja yang melesat vertikal ke angkasa. Honda, sang raksasa otomotif, baru saja berhasil meluncurkan dan mendaratkan roket daur ulang pertamanya.Ini bukan sekadar uji coba. Ini adalah sebuah tembakan peringatan yang dilontarkan langsung ke jantung industri luar angkasa, sebuah pesan tak terucap yang ditujukan kepada sang penguasa, SpaceX.

Pada tanggal 17 Juni, sebuah prototipe roket setinggi 6 meter, yang sepenuhnya dirancang dan dibangun oleh para insinyur Honda, berhasil mencapai ketinggian hampir 270 meter.

Namun, bukan peluncurannya yang membuat dunia menahan napas. Melainkan pendaratannya. Setelah menari di angkasa selama 56,6 detik, roket itu kembali ke bumi dan mendarat dengan presisi yang mengerikan: hanya 37 sentimeter dari targetnya.

Keberhasilan ini adalah sebuah demonstrasi kekuatan rekayasa yang luar biasa, membuktikan bahwa keahlian Honda dalam menciptakan mesin presisi di darat kini siap mereka bawa ke luar angkasa.

Bukan Lagi Hanya Milik Elon Musk

Selama bertahun-tahun, teknologi roket daur ulang seolah menjadi monopoli SpaceX dengan Falcon 9-nya. Namun, Honda kini datang untuk mendobrak dominasi tersebut. Meskipun CEO Global Honda, Toshihiro Mibe, menyampaikannya dengan diplomatis, pesan di baliknya sangat jelas."Penelitian roket ini memanfaatkan kekuatan teknologi yang sudah kami miliki," ujarnya, sebuah pernyataan yang bisa diartikan sebagai: "Kami membawa semua kekuatan rekayasa otomotif kami ke arena ini."

Langkah Honda ini adalah bagian dari sebuah tren yang lebih besar. Pemerintah Jepang secara agresif mendorong industri luar angkasa negaranya, menggelontorkan subsidi besar untuk perusahaan swasta. Raksasa otomotif lain seperti Toyota juga telah memasuki arena, dengan ambisi untuk memajukan produksi massal kendaraan peluncur.

Perlombaan ini bukan lagi hanya tentang gengsi nasional, tetapi juga tentang kue ekonomi luar angkasa yang nilainya diprediksi mencapai lebih dari USD55 miliar pada awal 2030-an.

Visi 2029: Langkah Pertama Menuju Bintang

Meskipun roket yang diuji coba ini masih dalam skala kecil, visi Honda sudah terpampang jelas. Mereka menargetkan peluncuran suborbital pada 2029, sebuah langkah pertama yang krusial sebelum benar-benar menantang misi-misi yang lebih kompleks.

"Uji coba ini bukan soal seberapa tinggi kami bisa terbang, tetapi seberapa akurat kami bisa kembali," ujar seorang sumber internal proyek. "Ini tentang menguasai seni pendaratan, kunci utama untuk membuat perjalanan luar angkasa menjadi lebih murah dan rutin."

Dunia kini menyaksikan dengan saksama. Kehadiran pemain tak terduga dengan sumber daya dan keahlian rekayasa sekelas Honda berpotensi mengubah peta permainan secara drastis. Pertanyaannya bukan lagi apakah Honda akan berhasil, tetapi seberapa besar guncangan yang akan mereka ciptakan saat raksasa otomotif ini benar-benar melepaskan kekuatan penuhnya di luaratmosferBumi.

Topik Menarik