Alarm dari Insiden Salah Injak Pedal: Saat Refleks Tak Lagi Sama, Perpanjangan SIM Jadi Celah Maut?

Alarm dari Insiden Salah Injak Pedal: Saat Refleks Tak Lagi Sama, Perpanjangan SIM Jadi Celah Maut?

Otomotif | sindonews | Senin, 16 Juni 2025 - 16:40
share

Sebuah rekaman CCTV mengerikan kembali menjadi pengingat brutal tentang bahaya yang sering kali kita abaikan di jalan raya. Dalam sebuah video yang viral, terlihat sebuah mobil tiba-tiba menerobos dan menghancurkan bagian depan sebuah toko. Beberapa saat kemudian, seorang pria lanjut usia keluar dari balik kemudi, tampak panik dan kebingungan, sebelum akhirnya terduduk lemas di lantai.

Penyebabnya diduga sepele, namun akibatnya fatal: salah menginjak pedal. Sang pengemudi, yang hendak memarkir mobilnya, diduga panik dan justru menginjak pedal gas, bukan rem.

Insiden ini bukan lagi sekadar berita kecelakaan biasa. Ini adalah sebuah "alarm" yang memekakkan telinga, yang secara paksa membuka kembali perdebatan sengit tentang sebuah isu sensitif: haruskah ada evaluasi yang lebih ketat bagi para pengemudi lanjut usia di Indonesia?

Aturan yang Tak Lagi Relevan?

Di tengah simpati terhadap sang pengemudi, muncul sebuah kritik tajam terhadap sistem yang ada. Banyak pihak menilai, insiden "salah injak pedal" yang kerap terjadi pada lansia adalah cerminan dari sistem perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) yang mungkin sudah tidak lagi relevan.

Sony Susmana, Training Director dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menjadi salah satu yang bersuara paling lantang. Menurutnya, menganggap semua orang memiliki kemampuan berkendara yang sama selama puluhan tahun adalah sebuah kelalaian besar.

“Kalau kita melihat dari sisi keselamatan, itu wajib melakukan refresh. Kenapa? Kondisi fisik, kondisi tubuh, kemampuan itu pasti berkurang setiap tahunnya," kata Sony saat dihubungi Sindonews. "Ada beberapa yang bertambah, tapi yang berkurang ini kan harus di-refresh, harus dinilai kembali,” tegasnya.

Perpanjangan SIM 5 Tahun: Sekadar Formalitas atau Ujian Nyata?

Sony bahkan secara blak-blakan mengkritik periode perpanjangan SIM yang berlaku saat ini, yaitu setiap lima tahun sekali. Baginya, jangka waktu ini terlalu panjang untuk bisa memantau penurunan kemampuan seseorang secara efektif.“Kalau saya enggak setuju (perpanjangan) 5 tahun. Setidaknya 2 tahun lah," ujarnya. "Jadi cara dia berkendara, tindakan dia, dan keterampilannya setiap tahun itu bisa terpantau. Mungkin ini yang harus dibenahi.”

Usulan ini menyiratkan bahwa proses perpanjangan SIM seharusnya bukan lagi sekadar formalitas administrasi, melainkan sebuah ujian ulang yang sesungguhnya untuk memastikan seseorang masih layak dan aman untuk berada di balik kemudi.

Insiden di Malang ini adalah sebuah pelajaran pahit. Beruntung tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materi yang besar. Namun, ini meninggalkan sebuah pertanyaan yang menggantung: berapa banyak lagi insiden "salah injak pedal" atau kecelakaan akibat penurunan refleks yang harus terjadi sebelum kita sadar bahwa keselamatan di jalan raya membutuhkan aturan yang lebih adaptif terhadap kondisi alamiahmanusia?

Topik Menarik