Dianggap Ramah Lingkungan, Ternyata Mobil Listrik Punya Potensi Limbah Lebih Berbahaya!

Dianggap Ramah Lingkungan, Ternyata Mobil Listrik Punya Potensi Limbah Lebih Berbahaya!

Otomotif | BuddyKu | Minggu, 7 Agustus 2022 - 14:12
share

BANYAK pihak yang menyebut bahwa mobil listrik jauh lebih baik dibanding mobil yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Salah satu yang selalu di-highlight adalah mobil listrik sama sekali tidak menghasilkan emisi gas buang.

Namun perlu diketahui, bahwa hal ini tidak menjadikan mobil listrik sepenuhnya ramah lingkungan. Kasubdit Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ratna Kartikasari mengatakan, terdapat masalah lingkungan lain yang menanti di tengah maraknya kendaraan listrik.

Dalam paparannya, Ratna menjelaskan, sumber listrik dari pembangkit listrik thermal untuk charging baterai berpotensi menghasilkan emisi dari bahan bakar fosil. Menurutnya, jika pembangkit listrik masih mengandalkan batu bara, itu sama saja.

Infografis Tantangan Mobil Listrik di Indonesia

"Jadi hanya memindahkan masalah saja. Di perkotaan masalah beres tapi di daerah pinggiran masih akan tetap menghasilkan emisi," kata Ratna seperti dikutip dalam sebuah tayangan di kanal YouTube InfoKPBB.

Selain di pembangkit listrik, potensi masalah lingkungan lain juga ada di proses pembuatan baterai kendaraan listrik. Ratna menyebut, penambangan logam dan mineral dapat menimbulkan kerusakan serta pencemaran lingkungan.

Ia juga menjelaskan bahwa saat baterai nantinya didaur ulang sekalipun, masih berpotensi menghasilkan air limbah dan emisi. Pasalnya, baterai lithium terdiri dari casing, anoda, katoda, separator, elektrolit dan komponen beracun lainnya.

"Baterai lithium mengandung logam berat dan senyawa organik yang beracun. Pembuangan limbah baterai lithium yang tidak tepat dapat mengakibatkan risiko lingkungan yang memiliki efek buruk pada kesehatan hewan dan manusia," terangnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa potensi masalah lingkungan datang dari panel listrik dari kendaraan listrik pasca pemakaian. Ratna menuturkan bahwa hal ini pun berpotensi menjadi E-waste jika tidak dikelola dengan baik.

"Jangan sampai kemudian kita hanya fokus menurunkan emisi yang ada di perkotaan tapi kemudian di sektor-sektor lainnya muncul masalah lain. Jadi ini harus dilihat secara keseluruhan, tidak hanya di bagian hilir saja, tapi hulunya juga perlu diperhatikan," demikian Ratna.

Topik Menarik