Menpora Desak PSSI Segera Hidupkan Kembali Liga Putri!
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)Dito Ariotedjo secara tegas mendorong Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk segera menghidupkan kembali Liga Putri. Kerinduan publik akan aksi-aksi pesepak bola putri di kancah profesional sudah tak terbendung, mengingat kompetisi ini terakhir kali digelar pada tahun 2019 dan mati suri sejak saat itu.
Menpora Dito Ariotedjo, yang berusia 34 tahun, menegaskan bahwa Liga Putri adalah sebuah kebutuhan mendesak. Ia menyarankan PSSI untuk memulai dengan format yang sederhana namun berkelanjutan, tanpa harus langsung menggelar ajang berskala besar.
"Kami juga ingin Liga Putri ini segera diselenggarakan. Ya, mungkin nanti saya akan memberikan masukan ke PSSI bahwa mungkin ya bisa diselenggarakan juga secara praktis. Jadi, mungkin jangan yang bersifat grande dulu," ujar Dito di Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Baca Juga:3 Pemain Asia Tenggara yang Berkarier di Bundesliga: Ada Kevin Diks!Kehadiran Liga Putri diharapkan dapat kembali menumbuhkan semangat berkompetisi di kalangan pemain putri Indonesia, sekaligus menjadi ajang pencarian bakat (scouting). "Ini kan kita memulai untuk memberikan pemicu dan juga suntikan agar atlet-atlet putri bola se-Indonesia ini bisa ter-scouting juga. Ya, ini nanti kita akan membahas dengan PSSI," jelasnya.
PSSI Belum Mau Tergesa-gesa, Target 2027
Namun, rencana PSSI untuk menggulirkan Liga Putri tampaknya akan mundur dari jadwal semula. Jika sebelumnya diharapkan pada 2026, kini PSSI menargetkan tahun 2027.Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan bahwa pihaknya tidak ingin tergesa-gesa. Erick khawatir jika Liga Putri tidak dipersiapkan dengan matang, kompetisi tersebut tidak akan bertahan lama, mengingat terbatasnya talenta pemain saat ini."Karena sepak bola perempuan mati suri cukup lama. Jadi kalau sekadar, 'Ayo! Liga Putri!' terus dibangun satu tahun, terus berhenti. Karena talentanya tidak ada. Karena kami tidak mau liganya jalan, nanti mati lagi," kata Erick Thohir pada 2 Juli 2025 lalu.
Baca Juga:Proses Naturalisasi Mauro Zijlstra Dikebut, Bisa Main di Kualifikasi Piala Asia U-23 2025?
Meski mendapat tekanan dan hujatan, Erick Thohir menegaskan pendiriannya. "Jadi, saya dengan tekanan dihujat (karena) Liga putri tidak jalan. Saya (tetap) tidak berpikir tergesa-gesa," imbuhnya.
Dorongan dari Menpora Dito Ariotedjo dan kehati-hatian PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir menunjukkan adanya komitmen untuk menghidupkan kembali sepak bola putri di Indonesia. Akankah sinergi antara pemerintah dan federasi ini mampu mewujudkan Liga Putri yang berkelanjutan dan berprestasi? Kita nantikan bersama!










