Arema FC Ancam Tinggalkan Kanjuruhan usai Insiden Lemparan Batu: 3 Tahun Perjuangan Kami Sia-Sia!

Arema FC Ancam Tinggalkan Kanjuruhan usai Insiden Lemparan Batu: 3 Tahun Perjuangan Kami Sia-Sia!

Olahraga | inews | Senin, 12 Mei 2025 - 15:44
share

MALANG, iNews.id – Manajemen Arema FC menyatakan kekecewaan mendalam usai insiden pelemparan batu ke bus Persik Kediri oleh oknum suporter di luar Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Akibat kejadian memalukan itu, manajemen Singo Edan mempertimbangkan tidak lagi menggunakan Stadion Kanjuruhan untuk pertandingan kandang dalam waktu dekat.

Pertandingan antara Arema FC vs Persik Kediri berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Minggu (11/5/2025). Laga itu berakhir dengan kekalahan telak bagi tuan rumah, 0-3. Gol-gol Persik dicetak oleh Vava Mario Yagalo (25’), Ramiro Fergonzi (72’), dan Ze Valente (82’). 

Usai pertandingan, bus yang membawa tim Persik dilempari batu oleh sejumlah oknum suporter di luar stadion.

General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, mengungkapkan bahwa insiden tersebut telah mencederai perjuangan klub selama tiga tahun terakhir untuk kembali ke Kanjuruhan, stadion yang sebelumnya menjadi saksi tragedi kemanusiaan yang menewaskan 135 jiwa.

"Kami sangat kecewa dengan insiden ini. Tiga tahun kami berjuang agar bisa kembali bermain di rumah sendiri, dan semua itu seolah tidak dihargai," ujar Yusrinal melalui keterangan resmi, Senin (12/5/2025).


Arema FC Merasa Tak Lagi Dihargai di Rumah Sendiri

Menurut pria yang akrab disapa Inal ini, klub telah berupaya keras mempertahankan eksistensinya di tengah badai kritik dan keterbatasan finansial karena harus terusir dari markas sendiri pasca tragedi 2022. Ia mengaku klub hanya bisa bertahan berkat tekad dan semangat para pengurus serta pemain.

"Kami bertahan dengan sisa tenaga, nyaris tanpa dukungan. Tapi yang kami terima justru tuntutan yang berlebihan. Rasanya kami tidak dihormati di sini," ungkapnya tegas.

Inal juga menyinggung soal hilangnya dukungan dari Aremania yang selama tiga tahun tak bisa hadir langsung mendukung tim. Saat Arema akhirnya kembali ke Malang, ekspektasi tinggi dan tekanan justru datang dari suporter sendiri.

Manajemen juga menyoroti standar keamanan pertandingan, mengingat laga melawan Persik tergolong “high risk match” karena rivalitas antarsuporter. Meski seluruh prosedur pengamanan telah dipenuhi oleh klub, insiden tetap terjadi di zona 4 (luar stadion), yang seharusnya menjadi tanggung jawab aparat keamanan.

"Kami prihatin insiden itu terjadi di luar area stadion. Arema FC sudah mengikuti semua standar keamanan, tapi tetap saja ada celah," jelasnya.


Pertimbangkan Tinggalkan Kanjuruhan

Dengan kondisi ini, Arema FC kini tengah mempertimbangkan untuk tidak lagi memainkan sisa laga kandang Liga 1 musim ini di Stadion Kanjuruhan.

"Kami serius mempertimbangkan untuk tidak lagi bermain di Kanjuruhan dalam waktu dekat," tegas Inal.

Topik Menarik