Lihat Gimana Indonesia Kalah Soal Gugatan Komoditi Nikel, Cak Imin: Kita Perlu Buat Aliansi!

Lihat Gimana Indonesia Kalah Soal Gugatan Komoditi Nikel, Cak Imin: Kita Perlu Buat Aliansi!

Olahraga | BuddyKu | Senin, 5 Desember 2022 - 22:03
share

Kekalahan Indonesia di WTO (World Trade Organisation) dalam gugatan soal komoditi nikel menunjukkan bahwa ada kekuatan global yang terus memaksa Indonesia untuk melakukan ekspor bahan mentah. Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menuturkan bahwa ekspor bahan mentah adalah salah satu policy nasional dalam mendorong kepentingan industri.

"Pembatasan/pelarangan ekspor bahan mentah merupakan policy nasional kita untuk mendorong kepentingan hilirisasi industri dalam negeri. Namun pemaksaan ekspor ini malah akan menguntungkan negara-negara lain, khususnya Barat, " tegas Cak Imin Dalama keterangan resminya dikutip, Senin (5/12/22).

Cak Imin menegaskan perlunya perubahan policy perdagangan global kita, bahkan pergeseran orientasi hubungan luar negeri. Dia menyebut, tataran negara barat telah menyepakati untuk membatasi harga minyak Rusia.

"Sekarang kita lihat juga bagaimana negara-negara barat sepakat membatasi harga minyak Rusia menjadi 60 dollar/barrel. Sebagai " balasan" atas policy OPEC+ yang mengurangi produksi minyak mereka sebanyak 2 juta barrel/hari," lanjut Muhaimin.

"Model persekutuan dagang berbasis produsen komoditi seperti OPEC itu mendesak untuk kita lakukan. Semacam aliansi antarnegara berbasis komoditi. Misalnya untuk batubara, kita bisa membangun persekutuan dengan Afrika Selatan, Rusia, Australia sebagai sesama produsen. Untuk nikel bisa dengan Caledonia, Filipina. Untuk gas bisa dengan Qatar, UEA, Kazakhstan, Rusia. Agar stabilitas harga dan pasokan terjamin. Juga lebih mandiri menentukan kuantitas ekspor," tambahnya.

Cak Imin menegaskan Indonesia ini produsen nikel dan sawit terbesar dunia, penghasil timah nomor 2 dunia, nomor 4 di batubara dunia, pemilik cadangan gas terbesar se Asia Pasifik serta produsen karet nomor 6.

"Kalau kita tidak bersekutu dengan sesama produsen, maka kita akan terus jadi sasaran pemaksaan dan blackmail dari negara-negara barat. Lha wong barangnya punya kita kok mereka yang maksa-maksa?" katanya.

Topik Menarik