Ribut, Sejumlah Pemain Timnas Jerman Ternyata Tolak Aksi Protes Tutup Mulut di Piala Dunia 2022

Ribut, Sejumlah Pemain Timnas Jerman Ternyata Tolak Aksi Protes Tutup Mulut di Piala Dunia 2022

Olahraga | BuddyKu | Senin, 5 Desember 2022 - 20:37
share

AR RAYYAN Aksi protes tutup mulut Timnas Jerman di Piala Dunia 2022 ternyata berbuntut panjang. Terbaru diketahui bahwa aksi tersebut sempat ditolak oleh sejumlah pemain dan menimbulkan keributan di ruang ganti.

Jerman memang menjadi sorotan pada Piala Dunia 2022. Selain pulang lebih dulu, mereka juga secara terang-terangan memberi aksi protes kepada FIFA atas larangan kampanye One Love yang merupakan bentuj dukungan kepada LGBTQ+.

Hasilnya mereka melakukan gestur menutup mulut sebelum pertandingan melawan Jepang di Khalifa International Stadium, Ar Rayyan, 23 November 2022 lalu. Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) mengonfirmasi bahwa timnas mereka telah mengemukakan ide tersebut usai larangan penggunaan atribut ban kapten pelangi, menurut The Athletic.

Ini bukan tentang membuat pernyataan politik, hak asasi manusia tidak dapat dinegosiasikan. Itu harus diterima begitu saja, tetapi tetap bukan itu masalahnya. Itulah mengapa pesan ini sangat penting bagi kami, dalam postingan di akun Twitter resmi Tinnas Jerman, dikutip dari Sport Bible , Senin (5/12/2022).

Timnas Jerman

Hal tersebut kemudian mendapat cemooh oleh netizen. Namun, dalam laporan Fox Sport yang dikutip dari Sport Bible, ternyata beberapa pemain diketahui tidak mau melakukan gestur tersebut.

Pembawa acara TV Esther Sedlaczek melaporkan keretakan ruang ganti Der Panzer. Dia mewawancarai Direktur Sepakbola Federasi Sepakbola Jerman, Oliver Bierhoff yang menyatakan bahwa tidak semua pemain ternyata sependapat dengan aksi tersebut.

Faktanya adalah tidak semua pemain baik-baik saja dengan isyarat sebelum pertandingan dengan Jerman berlangsung, mereka khawatir itu akan menimbulkan masalah dalam tim,ucap Bierhoff dikutip dari Sport Bible.

Mantan pemain Timnas Jerman itu juga mengatakan kekecewaannya yang besar dan meraskaan kemarahan. Dia juga mengakui bahwa gestur itu sebenarnya bisa ditangani dengan lebih baik. (Annissa Pujiastuti)

Topik Menarik