Didesak Out, PSIM Tetap Beri Kepercayaan kepada Imran Nahumarury
JawaPos.com- Performa PSIM Jogjakarta di Liga 2 20222023 memang belum begitu memuaskan.
Klub berjuluk Laskar Mataram itu baru mengoleksi dua poin dari dua pertandingan yang dijalani. Dua laga tersebut berakhir dengan skor kacamata.
Laskar Mataram dipaksa puas bermain imbang kontra Persikab Bandung dan Nusantara United.
Hasil tersebut lantas direspons secara keras oleh pendukung PSIM. Mereka meminta manajemen segera memberhentikan pelatih kepala PSIM Imran Nahumarury.
Sebagai bentuk protes, kemarin (6/9) para suporter membentangkan sejumlah spanduk bertulisan Imran out di kompleks Wisma Baciro, Kota Jogja. Menanggapi kegaduhan itu, kemarin manajemen Laskar Mataram angkat bicara.
CEO PSIM Bima Sinung Widagdo memahami kekecewaan para suporter dan berjanji segera melakukan evaluasi. Tetapi, soal desakan Imran out, Bima menegaskan pihaknya masih memberi kepercayaan penuh kepada mantan pelatih PSIS Semarang itu.
Kalau dari saya sih masih kami beri waktu lah, ya artinya memang permainan belum optimal. Cuma kan ya ini baru dua pertandingan di kompetisi resmi dan masih ada waktu untuk memperbaiki diri, jelas Bima kepada Jawa Pos kemarin.
Pria asal Jakarta itu juga meminta suporter untuk percaya kepada tim. Meski, dia sadar PSIM harus segera bangkit dan mencari solusi atas hasil kurang maksimal yang didapat.
Tolong kasih waktu dulu untuk pelatih dan support terus karena kami juga nggak main-main, tegasnya.
Saya enggak berani ngomong berapa kesempatan yang akan diberi kepada pelatih. Cuma ya kita lihat lagi game-by-game, bisa lima atau tiga match , tambah Bima.
Sementara itu, Imran mengaku legawa apabila harus mengakhiri kontrak lebih cepat. Tapi, secara prinsip dia menyerahkan sepenuhnya kepada jajaran manajemen.
Kalau mereka sudah tidak percaya dan nyuruh saya mundur hari ini, saya nggak masalah. Tapi kan kita harus fair alasannya kenapa? Dua kali main di luar, seri dapat dua poin. Kita lihat wasit segala macam, tapi saya nggak mau bahas wasit, ucap pelatih 43 tahun itu.
Imran menegaskan, dirinya tidak pernah takut kehilangan pekerjaan. Soal spanduk yang dibentangkan di wisma pemain juga tidak menjadi masalah baginya.
Selama hanya sekadar protes seperti itu ya tidak apa-apa, asal jangan serang pribadi atau fisik saya. Protes itu kan salah satu tanda mereka sayang sama PSIM, imbuhnya.
Nah, dalam waktu dekat Imran akan mengajak suporter untuk bertemu. Pertemuan tersebut diharapkan dapat membuahkan hasil yang positif untuk kemajuan tim. Saya suka begitu ngobrol, kan kita bukan pengecut, ucapnya.










