Anindya Bakrie Bertemu Purbaya, Bahas Apa?

Anindya Bakrie Bertemu Purbaya, Bahas Apa?

Ekonomi | okezone | Jum'at, 19 Desember 2025 - 13:36
share

JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pada hari ini. Pertemuan tersebut fokus membahas penguatan sektor furnitur dan elektronik, termasuk peluang Indonesia masuk ke rantai pasok semikonduktor global.

Anindya menyoroti besarnya potensi pasar furnitur dunia yang mencapai USD300 miliar, di mana kontribusi Indonesia saat ini baru menyentuh USD2,5 miliar. Meski tumbuh sehat, sektor ini menghadapi tantangan berupa mengecilnya surplus perdagangan akibat serbuan impor di pasar domestik.

"Tadi kita mendiskusikan kira-kira deregulasi apa atau insentif apa yang bisa dilakukan. Mulai dari tadi pendanaan, kita bicara bagaimana pendanaannya, bunganya bisa lebih kecil," ujar Anindya usai pertemuan di Gedung Djuanda I Kemenkeu, Jumat (19/12/2025).

Di sektor elektronik, Anindya mengungkapkan bahwa Indonesia mulai merambah industri semikonduktor melalui hilirisasi silika. Namun, kendala utama yang dihadapi adalah ketersediaan tenaga ahli atau insinyur.

Kadin mengusulkan kolaborasi dengan LPDP dan Kementerian Pendidikan untuk mencetak SDM yang mampu mengisi kebutuhan industri bernilai tambah tinggi tersebut.

Sementara itu, Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur menekankan pentingnya fasilitas modal murah untuk mendorong pertumbuhan ekspor mebel menuju target USD6 miliar. Salah satu usulan konkretnya adalah peningkatan volume pendanaan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

"Misalnya melalui LPEI, tadi ditegaskan, kita dapat kurang lebih sekitar 6 persen. Namun, volumenya dinaikin. Saat ini baru 200 miliar, mungkin kita nanti 16 triliun ya untuk bisa mendorong pertumbuhan ke 6 miliar dolar dari saat ini," papar Abdul Sobur.

 

Wakil Ketua Umum Kadin Shinta Kamdani menambahkan bahwa pemerintah harus hadir dalam pengembangan riset dan desain (R&D).

“Insentif-insentif apa yang bisa diberikan juga untuk pengembangan teknologi ini. Karena jelas, pemerintah juga harus hadir, tidak bisa mengandalkan hanya dari pelaku usaha," tegas Shinta.

Menanggapi kekhawatiran terkait pasar ekspor furnitur yang 54 persen hingga 60 persen tujuannya adalah Amerika Serikat, Kadin mendorong percepatan diversifikasi pasar. Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap dinamika kebijakan dagang global.

Anindya menyatakan pihaknya menaruh kepercayaan penuh kepada pemerintah, khususnya Menko Perekonomian, untuk menjaga perjanjian dagang yang ada.

Sementara itu, Shinta Kamdani menekankan pentingnya pemanfaatan perjanjian dagang dengan kawasan lain seperti Kanada dan Uni Eropa.

"Diversifikasi pasar kan memang harus dilakukan, baik itu tradisional maupun non-tradisional. Tapi dengan adanya perjanjian-perjanjian dagang ini, ini benar-benar bisa diutilisasi," tutup Shinta.

Menteri Keuangan disebut oleh Kadin sangat terbuka terhadap usulan-usulan tersebut, terutama mengenai asistensi pasar bagi UMKM furnitur yang menyerap hampir 2,5 juta tenaga kerja, serta penyediaan insentif untuk industri dengan nilai tambah besar.
 

Topik Menarik