Buka Dapur Umum dan Posko Layak Pengungsi, Sri Gusni: Aceh Tamiang Masih Darurat Pasokan Pangan!
ACEH TAMIANG - Bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera menimbulkan dampak luas bagi masyarakat. Khusus di Aceh, hingga 14 Desember 2025, tercatat 424 orang meninggal dunia, 32 orang dilaporkan hilang, serta 582.222 warga terpaksa mengungsi akibat banjir dan bencana turunan lainnya.
Kondisi ini menunjukkan situasi darurat yang masih berlangsung dan membutuhkan penanganan cepat serta berkelanjutan. Di Kabupaten Aceh Tamiang, dampak bencana masih dirasakan secara signifikan, khususnya di Kecamatan Karang Baru.
Berdasarkan data BNBP hingga Senin (15/12/2025) pukul 19.25, diperkirakan 208,2 ribu warga mengungsi, 9.729 rumah rusak, 68 orang meninggal dunia di Aceh Tamiang. Para warga terpaksa mengungsi dan bertahan di posko darurat yang dibangun secara swadaya oleh warga dengan kondisi yang tidak layak huni.
Selain itu, beberapa persoalan paling krusial yang hingga kini belum tertangani optimal adalah kebutuhan makanan sehari-hari dan terbatasnya pasokan listrik di wilayah terdampak.
Wasekjen Partai Perindo Sri Gusni Febriasari yang memantau langsung di lapangan menuturkan, para pengungsi masih bertahan di bangunan darurat dari terpal dan sisa material, tanpa fasilitas dasar yang memadai. Endapan lumpur belum sepenuhnya dibersihkan, sementara akses dan aktivitas warga belum pulih.
Kondisi ini diperparah masih terbatasnya pasokan listrik yang mempengaruhi aktivitas warga terdampak di pos pengungsian. Merespons kondisi tersebut, Partai Perindo bergerak cepat dengan turun langsung membantu warga terdampak bencana di Aceh Tamiang. Penyaluran bantuan dilaksanakan pada Senin (15/12/2025) pagi di wilayah Kecamatan Karang Baru.
Aksi kemanusiaan ini dipimpin oleh jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Perindo. Bersama Sri Gusni, hadir di lokasi antara lain Plt. Ketua DPW Partai Perindo Aceh sekaligus Koordinator Wilayah Sumatera DPP Partai Perindo Effendi Syahputra, Wakil Kepala Unit Pelayanan Masyarakat Ihza Handika, Sekretaris DPW Partai Perindo Provinsi Aceh Andi Syafrizal, serta Ketua DPD Partai Perindo Aceh Tamiang Elida Nababan.
Sri Gusni mengatakan, kebutuhan paling mendesak saat ini adalah ketersediaan pangan dan tempat pengungsian yang layak.
“Pengungsi masih bertahan di posko darurat buatan warga yang kondisinya tidak layak huni. Di lokasi juga belum tersedia dapur umum, sehingga kebutuhan konsumsi sangat terbatas. Karena itu kami membuka dapur umum dan menyiapkan posko pengungsian bagi masyarakat terdampak,” ujarnya di Aceh Tamiang, Minggu 14 Desember.
Sebagai bentuk tanggap darurat, Partai Perindo mendirikan dapur umum lengkap dengan peralatan masak, perlengkapan dapur, serta bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi selama 14 hari ke depan. Dapur umum ini ditujukan untuk memastikan pengungsi, terutama anak-anak, lansia, dan kelompok rentan lainnya, mendapatkan asupan makanan yang layak.
“Kami mendirikan dapur umum agar kebutuhan makan pengungsi bisa terpenuhi secara layak dan berkelanjutan,” jelas Sri Gusni.
Selain dapur umum, Perindo juga mendirikan posko pengungsian yang lebih layak sebagai ruang aman sementara bagi warga terdampak selama masa tanggap darurat.
“Posko pengungsian yang lebih layak sangat dibutuhkan agar warga memiliki tempat berlindung yang aman dan manusiawi sambil menunggu kondisi benar-benar pulih,” tambahnya.
Plt. Ketua DPW Partai Perindo Aceh sekaligus Koordinator Wilayah Sumatera DPP Partai Perindo, Effendi Syahputra, menegaskan bahwa kehadiran negara harus benar-benar dirasakan melalui pemenuhan kebutuhan paling mendasar masyarakat terdampak bencana.
“Negara hadir bukan hanya dengan pendataan dan koordinasi, tetapi dengan memastikan listrik menyala, dapur umum berfungsi, dan pengungsi merasa aman. Inilah kebutuhan nyata masyarakat Aceh hari ini,” ujarnya.
Dalam kondisi darurat ini, Partai Perindo menyatakan dukungan terhadap komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat penanganan bencana di berbagai daerah. Dukungan ini disertai harapan agar percepatan kebijakan benar-benar diterjemahkan dalam tindakan konkret di lapangan, khususnya dalam pemulihan infrastruktur dasar bagi para pengungsi.
“Kami mendukung penuh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat penanganan bencana di Aceh. Namun percepatan itu harus benar-benar terasa di lapangan mulai dari pangan, posko layak, hingga pemulihan listrik. Masyarakat sangat membutuhkan kehadiran negara secara nyata,” tutur Sri Gusni.
Partai Perindo menilai bahwa pemulihan listrik yang cepat akan mempercepat seluruh rantai penanganan bencana, dari logistik hingga pemulihan awal. Oleh karena itu, percepatan di sektor ini tidak boleh ditempatkan sebagai agenda sekunder.
Melalui aksi kemanusiaan ini, Partai Perindo menegaskan komitmennya untuk terus hadir mendampingi masyarakat terdampak bencana, tidak hanya pada fase darurat tetapi juga dalam pemulihan awal, sebagai wujud tanggung jawab sosial dan kemanusiaan yang menempatkan keselamatan serta martabat warga sebagai prioritas utama.








