Peluang Ekonomi Baru, Tanam Sorgum Bisa Jadi Pangan dan Sumber Biomassa untuk Pembangkit
JAKARTA – Transisi energi bersih di Indonesia kini mulai melibatkan masyarakat secara langsung. Di Kampung Cipatuguran, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, misalnya, masyarakat menanam sorgum sebagai strategi menghadapi tantangan energi bersih sekaligus memperkuat ketahanan pangan.
Tanaman ini berperan ganda: selain menjadi sumber pangan alternatif dan pakan ternak, sorgum juga bisa dimanfaatkan sebagai biomassa untuk pembangkit energi, sehingga membuka peluang ekonomi baru bagi petani lokal sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta, menjelaskan bahwa sorgum dapat dijadikan bahan baku biomassa. Pemanfaatannya dalam program co-firing di PLTU tidak hanya membantu pengurangan emisi karbon, tetapi juga menambah potensi pendapatan bagi petani lokal.
Sorgum menjadi solusi yang efektif untuk menjawab dua tantangan besar sekaligus: kebutuhan energi bersih dan kesejahteraan masyarakat. Tanaman ini adaptif terhadap lahan marginal dan iklim tropis, sehingga dapat tumbuh subur di berbagai kondisi. Selain sebagai sumber pangan bergizi, batang dan daunnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri bioenergi. Sorgum juga berperan sebagai cover crop yang membantu menjaga kualitas tanah, mencegah erosi, dan meningkatkan kesuburan lahan.
Budidaya sorgum membuka peluang pendapatan baru sekaligus menciptakan ekosistem ekonomi lokal yang berkelanjutan. Dengan manfaat tersebut, sorgum menjadi simbol sinergi antara energi hijau, ketahanan pangan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Ini bukan sekadar proyek energi hijau, melainkan gerakan transformatif yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat Sukabumi dan lingkungan. Dukungan regulasi, investasi, dan komitmen semua pihak menjadi kunci keberhasilan program ini untuk mencapai dampak maksimal dalam agenda dekarbonisasi Indonesia,” jelas Bernadus, Jumat (12/12/2025).
Sementara itu, Senior Manager PLN IP UBP JPR, Bowo Pramono, menambahkan bahwa pemanfaatan biomassa melalui co-firing merupakan strategi utama untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.
“Peningkatan operasional dilakukan secara bertahap dengan rasio co-firing sebesar 5–10, sambil terus memantau kinerja dan optimalisasi,” ungkap Bowo.
Ke depan, PLN Indonesia Power akan terus mendampingi kelompok tani untuk memastikan budidaya sorgum berjalan produktif dan berkelanjutan. Perusahaan juga membuka peluang kemitraan dengan berbagai pihak untuk memperluas pemanfaatan sorgum sebagai sumber biomassa, sehingga operasional pembangkit semakin ramah lingkungan.
Program ini menjadi bukti bahwa transisi energi bukan sekadar soal teknologi, tetapi juga tentang pemberdayaan manusia dan keberlanjutan ekosistem. Dengan memadukan energi bersih dan ekonomi lokal, inisiatif ini mendorong terciptanya energi masa depan yang berkelanjutan.










