Kisah Robin Hood Indonesia Donald Pandiangan, Salah Satu Peraih Medali Emas Terbanyak Sepanjang Sejarah SEA Games
KISAH Robin Hood Indonesia, Donald Pandiangan menarik untuk dibahas. Pasalnya Donald dikenal sebagai salah satu perah medali emas terbanyak sepanjang sejarah SEA Games.
Bernama lengkap Donald Djatunas Pandiangan, ia adalah legenda panahan Indonesia yang dijuluki "Robin Hood Indonesia" berkat ketajamannya. Prestasinya tidak hanya terukir sebagai atlet peraih puluhan medali emas SEA Games, tetapi juga sebagai pelatih di balik sejarah manis medali Olimpiade pertama bagi Merah Putih.
1. Prestasi Emas dan Kekecewaan Olimpiade
Donald Pandiangan lahir di Sidikalang pada 12 Desember 1945 dan wafat pada 20 Agustus 2008 di usia 62 tahun. Semasa hidup, sejatinya ia memiliki mimpi awal menjadi insinyur, tetapi kendala finansial memaksanya putus kuliah.
Hidupnya berubah setelah Donaldo bekerja di sebuah perusahaan transportasi dan mendapatkan hadiah tak terduga, satu set panahan. Meski baru mulai mendalami olahraga ini pada usia 25 tahun, kariernya melejit dengan cepat. Hanya tiga tahun berselang, ia sukses menyabet medali emas pertamanya di PON Surabaya 1973.
Puncak kariernya sebagai atlet adalah di ajang SEA Games. Sejak 1977 hingga 1987, Donald Pandiangan berhasil menyumbangkan total 22 medali emas SEA Games, menjadikannya salah satu peraih medali emas terbanyak sepanjang sejarah multievent tersebut.
Julukan Robin Hood Indonesia melekat padanya karena kemampuannya yang luar biasa untuk menancapkan anak panah pada ekor anak panah sebelumnya. Namun, ia pernah merasakan kekecewaan mendalam.
Mimpinya meraih medali emas Olimpiade terpaksa kandas pada 1980. Saat itu, ia berada di puncak performa dan memiliki kesempatan bertanding di Olimpiade Moskow, Uni Soviet. Sayangnya, Indonesia memutuskan memboikot Olimpiade karena serangan Uni Soviet ke Afganistan. Momen puncak kariernya harus terlewatkan.
2. Pelatih di Balik Sejarah Tiga Srikandi
Meskipun gagal mewujudkan mimpi emasnya sebagai atlet, Donald Pandiangan mencetak sejarah manis sebagai pelatih. Ia dikenal sebagai sosok yang keras, serius, dan disiplin saat melatih.
Pada Olimpiade Seoul 1988, Donald Pandiangan menjadi pelatih yang mendampingi tim panahan putri Indonesia yang terdiri dari Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardani. Berkat tangan dinginnya, trio "Tiga Srikandi" tersebut berhasil menyumbangkan medali perak di cabang olahraga panahan beregu putri.
Medali perak ini tercatat sebagai medali pertama Indonesia sepanjang partisipasi di ajang Olimpiade dan menjadi tonggak sejarah olahraga nasional. Kisah heroik Donald Pandiangan bersama ketiga atlet tersebut kemudian diangkat ke layar lebar pada 2016 dalam film 3 Srikandi, di mana karakternya diperankan oleh aktor Reza Rahadian.










