Kisah Manajer Timnas Indonesia U-17 yang Kaget dengan Cara Kerja Alexander Zwiers Siapkan Timnas Indonesia dari U-17 hingga Senior
KISAH manajer Timnas Indonesia U-17, Ahmed Zaki Iskandar, menarik diulas. Dia mengaku kaget dengan cara kerja Alexander Zwiers dalam menyiapkan Timnas Indonesia dari U-17 hingga senior.
Nama Alexander Zwiers mencuat sebagai figur penting di balik pergerakan baru Timnas Indonesia. Bukan sekadar Direktur Teknik PSSI, pria asal Belanda itu disebut menjadi otak pembangun fondasi Skuad Garuda dari level junior hingga senior.
1. Kaget
Ahmed Zaki Iskandar menyebut Alex bukan hanya mengurus urusan teknis latihan, tetapi menciptakan ekosistem pembinaan pemain dari level U-17, U-20, U-23 hingga senior. Sesuatu yang menurutnya belum pernah berjalan serius di era sebelumnya.
Zaki memaparkan, pria yang kini menjabat Direktur Teknik PSSI itu memiliki jaringan internasional luas. Mulai KNVB Belanda, federasi Timur Tengah hingga sejumlah negara Eropa Timur.
Koneksi tersebut membuat langkah Alex begitu strategis untuk memantau perkembangan pemain, membuka akses uji coba luar negeri, termasuk menghadirkan Mali sebagai lawan uji coba pemanasan. Di sisi lain, dia juga membangun pola komunikasi terbuka dengan jajaran Badan Tim Nasional (BTN).
“Hubungan Alex dan Kepala BTN, Pak Sumardi, sangat cair. Semua transparan, semua dibahas terbuka,” ujar Zaki dalam keterangannya, Kamis 4 Desember 2025.
2. Tugas Besar Alexander Zwiers
Salah satu tugas besar yang kini dipegang Alex adalah menyeleksi calon pelatih Timnas Indonesia senior. Bukan sekadar menunjuk, Alex melakukan proses wawancara bersama dua anggota Exco PSSI, Muhammad serta Endri Erawan, lalu menyusun laporan teknis dan menyaring kandidat sebelum diajukan kepada Ketua Umum PSSI dan pemerintah.
Menurut Zaki, mekanisme ini baru pertama diterapkan federasi, lebih modern, berbasis evaluasi, bukan rasa. Kata dia, Alex juga memastikan kesinambungan pembinaan dari kelompok umur ke tim senior.
"Roadmap-nya jelas. U17 dibangun pondasinya. Naik ke U20, karakter mulai dibentuk. Masuk U23 dan senior, tinggal mematangkan kompetisi dan mental,” ujarnya.
Dengan fondasi teknis yang dibangun Alex, Zaki melihat Indonesia memiliki jalur yang lebih realistis untuk berkembang. Mimpi besar seperti menjadi kekuatan utama Asia hingga lolos Piala Dunia bukan lagi sekadar slogan, asalkan sistem berjalan konsisten.
"Semua negara bermimpi ke Piala Dunia. Kita pun sama. Tapi sebelum itu, kita harus jadi raksasa di Asia Tenggara dulu, lalu masuk 10 besar Asia. Di situlah Alex bekerja,” tuturnya.
"Kalau sistem seperti ini konsisten dijalankan, kita tidak lagi bicara mimpi. Kita bicara pencapaian,” pungkas Zaki.










