Taiwan: Beijing Gelar Operasi Militer, Kerahkan Kapal Perang ke Laut Cina Selatan

Taiwan: Beijing Gelar Operasi Militer, Kerahkan Kapal Perang ke Laut Cina Selatan

Berita Utama | okezone | Jum'at, 5 Desember 2025 - 19:11
share

JAKARTA - Taiwan menyatakan bahwa China mengerahkan kapal perang untuk "operasi militer" yang membentang ratusan kilometer dari Laut Kuning hingga Laut Cina Selatan, yang menimbulkan "ancaman" bagi kawasan tersebut.

Beijing, yang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, tidak membenarkan maupun membantah manuver tersebut.

Kementerian Pertahanan Taiwan dan badan keamanan lainnya memantau aktivitas China dan memiliki "pemahaman penuh atas situasi tersebut", ujar juru bicara Kantor Kepresidenan, Karen Kuo, kepada wartawan pada Jumat, (5/12/2025).

Ia tidak menyebutkan berapa banyak kapal China yang terlibat dalam pengerahan tersebut, tetapi sebuah sumber keamanan mengatakan jumlahnya "signifikan". Sumber tersebut berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media.

Operasi tersebut tidak terbatas pada Selat Taiwan, tetapi meluas dari Laut Kuning bagian selatan hingga Laut Cina Timur dan terus ke Laut Cina Selatan, bahkan hingga Pasifik Barat," kata Kuo.

"Ini memang menimbulkan ancaman dan dampak bagi Indo-Pasifik dan seluruh kawasan," ujarnya.

 

Taiwan mendesak China untuk "menahan diri", kata Kuo, seraya menambahkan: "Kami juga yakin bahwa kami dapat menangani masalah ini dengan baik."

Baik angkatan bersenjata China maupun media pemerintah belum mengumumkan adanya peningkatan aktivitas militer di wilayah tempat Taiwan mengatakan kapal China telah terdeteksi.

Latihan Evaluasi Tahunan Juru Bicara Kementerian Pertahanan Beijing, Jiang Bin, mengatakan pada Jumat bahwa latihan angkatan laut di laut lepas mematuhi hukum internasional dan "tidak ditujukan kepada negara atau target tertentu".

Ia menanggapi pertanyaan tentang armada angkatan laut China yang dilaporkan mungkin menuju Australia.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan Beijing "secara konsisten mengikuti kebijakan defensif" dan mendesak "pihak-pihak terkait" untuk tidak "bereaksi berlebihan atau... terlibat dalam propaganda yang tidak berdasar".

China menolak untuk mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk merebut Taiwan, dan juga secara kontroversial mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan.

 

Kepala intelijen Taiwan, Tsai Ming-yen, mengatakan pada Rabu, (3/12/2025) bahwa Oktober hingga Desember adalah "musim puncak" untuk "latihan evaluasi tahunan" China.

Ada kemungkinan bahwa Partai Komunis China (PKC) yang berkuasa dapat mengubah kegiatan militer yang tampaknya rutin menjadi latihan yang menargetkan Taiwan, Tsai memperingatkan.

Desember lalu, Taiwan menyatakan sekitar 90 kapal perang dan kapal penjaga pantai China ikut serta dalam latihan besar-besaran, termasuk simulasi serangan terhadap kapal asing dan latihan blokade jalur laut dalam latihan maritim terbesar Beijing dalam beberapa tahun.

Beijing tidak mengonfirmasi latihan tersebut saat itu.

Amerika Serikat secara historis merupakan pendukung keamanan utama Taiwan.

Namun, pemerintahan Presiden Donald Trump mengisyaratkan potensi perubahan kebijakan tersebut pada hari Jumat, dengan mengatakan dalam sebuah dokumen strategi bahwa sekutu-sekutunya di Asia, yakni Jepang dan Korea Selatan, harus memikul lebih banyak beban dalam mempertahankan kawasan tersebut.

Topik Menarik