Bantuan Datang Cepat, Yuni Warga Agam Harap Bisa Mulai Bangun Rumah dan Usaha Lagi

Bantuan Datang Cepat, Yuni Warga Agam Harap Bisa Mulai Bangun Rumah dan Usaha Lagi

Terkini | okezone | Jum'at, 5 Desember 2025 - 16:51
share

AGAM - Yuni Efnita (40), warga Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Agam, Sumatra Barat, masih merasa bersalah terhadap 15 karyawannya karena bencana banjir dan longsor menghancurkan tempat usahanya. Meski ia sendiri juga korban banjir, Yuni tak tega para pegawainya yang menggantungkan hidup pada usaha pinang dan kedai makanannya harus kehilangan penghasilan.

"Ya, permintaannya itu cepat (memperbaiki) rumah. Biar bisa kami berusaha lagi," kata Yuni saat ditemui di lokasi pengungsian, Nagari Salareh Aia, Agam, Kamis 4 Desember 2025.

Sejak kejadian banjir pada Kamis (27/11) sore, Yuni tinggal di pos pengungsian tak jauh dari rumahnya. Ia menetap bersama puluhan warga lain di ruang kelas sebuah sekolah dasar, termasuk beberapa pegawainya.

Tak hanya tempat tinggal, seluruh sumber penghidupan keluarga Yuni pun musnah. Ia memiliki usaha membeli dan mengolah pinang. Ia juga punya kedai di ruko yang bagian atasnya menjadi rumah keluarga. Sementara itu, suaminya bekerja membuka bengkel las.

"Mesin-mesin suami habis semua, tak ada satu pun terselamatkan. Usaha saya juga. Banyak orang bergantung sama saya, ada 15 orang bekerja dengan saya. Sekarang mereka pun kehilangan mata pencaharian," ucap Yuni.

 

Ia mengaku sedih membayangkan nasib para pekerja yang selama puluhan tahun menggantungkan hidup pada usahanya. "Saya susah begini, tapi saya pikir juga orang-orang itu nanti makan apa, kerja di mana," ujarnya.

Yuni mengaku senang karena bantuan tanggap bencana dari pemerintah datang cepat. Pengiriman sembako dari berbagai pihak pun lancar. Bahkan, bantuan sudah datang sehari setelah kejadian.

"Bantuan seperti beras, pakaian, semua ada. Makan tinggal ambil," kata dia.

Kini, harapan terbesar Yuni hanya satu: tanah dan rumah untuk memulai kembali kehidupan.

Rumah Habis, Usaha Lenyap, Tapi Anak-Anak Selamat

Yuni masih ingat suara dentuman keras dari arah perbukitan, tanda awal sebelum bencana besar itu tiba. Ia tak pernah menyangka suara itu merupakan pertanda longsor besar yang akan menghancurkan rumah, usaha, dan kehidupannya.

"Seperti hutan itu berjalan dari atas ke bawah, setinggi tiang listrik. Belum sempat lari ke bukit, arus lumpur sudah datang duluan. Banyak korban karena semuanya tak sempat menyelamatkan diri," ujar Yuni mengingat momen bencana.

 

Di rumah, Yuni tinggal bersama suami dan tiga anaknya. Sejumlah anak tetangga juga biasa bermain di rumah. Saat longsor menerjang, keluarga Yuni terseret arus. Anak kedua dan ketiganya berhasil mencapai puncak bukit setelah ditolong warga. Namun, anak pertamanya sempat ikut terseret lumpur bersama Yuni.

"Anak saya yang pertama terseret juga. Arusnya cuma sebentar, tapi kuat sekali. Saya heran kepala saya tidak terendam, hanya badan saya ke bawah saja," katanya.

Yuni membutuhkan hampir dua jam untuk keluar dari tumpukan lumpur dan mencapai bukit. Seluruh tubuhnya terasa sakit. "Kaki saya sakit semua, ketusuk-ketusuk entah apa. Saya lihat banyak material, batu, kayu, semuanya bercampur."

Di tengah kekacauan itu, Yuni dan suaminya juga sempat menolong seorang tetangga yang terimpit reruntuhan tembok rumah. "Dia tertimbun. Saya bersihkan dulu mukanya. Suami bantu tarik keluar. Alhamdulillah selamat."

Yuni berharap pemerintah mencarikan warga korban bencana tempat tinggal baru. Ia ingin bisa membangun usaha lagi dan memulihkan ekonomi keluarga serta para pekerjanya.

"Terima kasih banyak sudah datang dan membantu. Mudah-mudahan semuanya dipercepat," ujarnya.

 

Di tengah sisa lumpur dan puing-puing yang pernah menjadi rumahnya, Yuni tetap bersyukur anak-anaknya selamat. "Rumah habis, usaha hilang. Tapi anak-anak selamat, itu yang paling penting," katanya.

Banjir bandang atau galodo yang berasal dari Sungai Alahan Anggang (Nanggang) menghantam permukiman di Palembayan pada Kamis (27/11) sekitar pukul 17.00 WIB. Dua nagari yang terdampak paling parah adalah Salareh Aia dan Salareh Aia Timur.

Posko Basarnas di Palembayan mencatat jumlah korban dalam pencarian sebanyak 60 orang hingga Selasa (2/12). Di Kabupaten Agam, jumlah korban jiwa pada banjir bandang dan longsor mencapai 139 orang, sementara korban hilang 86 orang.

Adapun di Sumbar, hingga Selasa (2/12) pukul 21.00 WIB, jumlah korban mencapai 194 jiwa dan 116 hilang. Lebih dari separuh korban berasal dari bencana di Agam.

Topik Menarik