Dianggap Cacat Moral, Presiden Peru Dina Boluarte Dipecat
JAKARTA – Parlemen Peru pada Jumat (10/10/2025) memecat Presiden Dina Boluarte dan melantik Ketua Kongres Jose Jeri sebagai penggantinya setelah pemungutan suara bulat. Pemecatan Boluarte terjadi beberapa jam setelah blok politik Peru mengajukan mosi pemecatan terhadap Presiden berusia 63 tahun tersebut atas alasan ketidakmampuan moral.
Jeri, yang menjadi presiden ketujuh Peru sejak 2016, mengisyaratkan akan menempuh pendekatan tegas terhadap meningkatnya ketidakamanan—salah satu kritik utama terhadap Boluarte. Ia berpidato di hadapan Kongres dengan mengenakan selempang bendera nasional.
"Musuh utama ada di jalanan: geng kriminal," ujarnya, sebagaimana dilansir Reuters. "Kita harus menyatakan perang terhadap kejahatan."
Jeri berasal dari partai konservatif Somos Peru dan merupakan presiden Kongres sejak Juli. Ia termasuk salah satu kepala negara termuda di dunia.
Kerumunan massa berkumpul di luar Kongres dan kedutaan besar Ekuador, tempat Boluarte dikabarkan akan mencari suaka, dengan beberapa di antaranya bersuka cita sambil mengibarkan bendera, menari, dan memainkan alat musik.
Beberapa saat setelah Kongres memecatnya, Boluarte berpidato di istana kepresidenan dan mengakui bahwa Kongres yang melantiknya pada akhir 2022 kini telah memilih untuk mencopotnya, "dengan implikasi yang ditimbulkannya bagi stabilitas demokrasi di negara kita." Ia menyerukan persatuan.
Pada Kamis malam (9/10/2025), anggota parlemen dari berbagai spektrum politik memanggil Boluarte untuk membela diri, tetapi ia tidak hadir, sehingga proses pemakzulan dilanjutkan dengan suara mayoritas.
Boluarte sangat tidak populer dengan tingkat persetujuan 2–4, menyusul tuduhan penyalahgunaan jabatan dan bertanggung jawab atas tindakan keras mematikan terhadap pendukung pendahulunya. Ia membantah seluruh tuduhan.
Pemecatan ini melanjutkan pergantian kepemimpinan yang memicu ketegangan di negara Andes tersebut, di mana tiga mantan pemimpin dipenjara.
Suara Kongres menunjukkan perubahan setelah sebelumnya beberapa mosi pemecatan ditolak. Dorongan baru datang dari partai sayap kanan yang sebelumnya mendukung Boluarte, seperti Popular Renewal dan Popular Force, dengan tokoh-tokoh utama yang diperkirakan mencalonkan diri dalam pemilu presiden April 2026.
Boluarte berkuasa sejak Desember 2022 setelah penggulingan Presiden Pedro Castillo, yang pernah menjadi atasan Boluarte sebagai wakil presiden. Penggulingan Castillo memicu protes berdarah dan tuduhan penggunaan kekerasan berlebihan oleh pemerintah Boluarte.
Selain itu, Boluarte juga menghadapi tuduhan pengayaan ilegal, termasuk aset tak dilaporkan dan jam tangan mewah. Pada Juli, ia menaikkan gajinya sendiri.
Revisi memperbaiki kesalahan tanda baca, penggunaan kata, dan struktur kalimat untuk kelancaran dan kejelasan, tetap menjaga informasi sebagaimana teks asli.










