5 Tips Santap Oyster bagi Pemula dari Chef Ahli Seafood, Salah Satunya Jangan Pilih yang Besar

5 Tips Santap Oyster bagi Pemula dari Chef Ahli Seafood, Salah Satunya Jangan Pilih yang Besar

Gaya Hidup | okezone | Rabu, 25 Juni 2025 - 12:18
share

JAKARTA - Bagi beberapa orang, menyantap oyster (tiram mentah) mungkin bisa terasa menakutkan. Rasanya asing, tampilannya unik, dan menunya kadang membingungkan. 

Mulai dari jenis, ukuran, hingga topping yang bisa ditambahkan. Kemudian jenis saus apa yang pas saat dinikmati? Untuk menjawab kebingungan ini, Aidan Owens, seorang chef spesialis seafood asal Australia membagikan beberapa tips.

Berikut ini lima tips dari Chef Owens bagi kamu yang ingin mencoba oyster untuk pertama kalinya agar tidak salah langkah di meja makan, dilansir dari laman Business Insider, Selasa (24/6/2025).


1. Pahami Perbedaan Oyster Pantai Timur vs Pantai Barat

Di banyak restoran seafood, kamu akan menemukan oyster diklasifikasikan berdasarkan asalnya, East Coast (Pantai Timur) atau West Coast (Pantai Barat) Amerika Serikat. Ternyata, ini bukan sekadar lokasi tapi juga berpengaruh besar pada rasa.

“Oyster dari East Coast seperti Blue Point atau Wellfleet cenderung asin, gurih, dan ramping,” ujar Owens.

Sementara itu, oyster dari West Coast seperti Kumamoto atau Shigoku punya karakter berbeda. 

“Mereka lebih kecil, bertekstur creamy, dan kadang ada rasa manisnya sedikit,” tambahnya.

Buat pemula yang belum terbiasa dengan rasa laut yang kuat, Owens menyarankan untuk memilih oyster dari perairan dingin karena rasanya lebih lembut dan tidak terlalu mencolok.


2. Jangan Asal Pilih yang Besar

Ukuran bukan segalanya dalam dunia oyster. Menurut Owens, oyster besar dan kecil memiliki sensasi makan yang sangat berbeda.

“Oyster besar biasanya lebih asin, berdaging tebal, dan cocok untuk dipanggang,” kata Owens. 

“Sedangkan yang kecil lebih lembut dan halus, cocok dimakan mentah dengan sedikit perasan lemon,” imbuhnya. 

Untuk pemula, Owens sangat merekomendasikan oyster jenis Kusshi atau Kumamoto. “Mereka manis, lembut, dan sangat ramah untuk lidah orang yang baru pertama kali coba,” jelasnya.

 


3. Kenali Topping yang Pas

Soal topping, Owens punya filosofi sederhana, less is more. Apalagi jika kamu menyantapnya mentah.

“Cukup tambahkan sedikit lemon, saus mignonette klasik, atau saus pedas fermentasi,” sarannya.

Jika kamu menikmati oyster yang dipanggang, barulah bisa lebih bereksperimen. Yang penting, sesuaikan dengan selera pribadi.

“Saat dipanggang, oyster cocok dipadukan dengan butter bawang putih, potongan bacon asap, atau bahkan butter kimchi,” ujarnya.


4. Lakukan Tes Bau untuk Cek Kesegaran

Mungkin kamu pernah dengar mitos bahwa oyster hanya aman dimakan di bulan yang berakhiran huruf “R”, seperti September hingga April. 

Namun menurut Owens, aturan ini sudah usang dan berasal dari masa sebelum teknologi pendingin ditemukan. Yang penting, selalu cek kesegarannya dengan cara mencium aromanya.

“Dulu, oyster lebih berisiko dimakan saat cuaca panas karena belum ada lemari es. Tapi sekarang, dengan sistem pendingin dan praktik budidaya modern, oyster bisa dinikmati dengan aman sepanjang tahun,” ungkapnya.

“Oyster segar akan tercium seperti udara laut yang bersih. Kalau baunya seperti ember umpan yang dipanggang matahari, jangan dimakan,” tegas Owens lagi. 


5. Jangan Takut untuk Mencoba dengan Pendekatan yang Tepat

Chef Owens percaya, oyster adalah pengalaman rasa yang unik dan bisa dinikmati siapa saja, asal tahu cara menikmatinya. Kuncinya, jangan terburu-buru, pilih jenis yang lembut dan topping yang tidak menutupi rasa aslinya.

Cobalah perlahan, mulai dari oyster kecil seperti Kumamoto dengan lemon segar. Perlahan-lahan, kamu bisa menjelajah rasa dan tekstur dari berbagai jenis oyster lainnya, hingga akhirnya kamu bisa memesan seperti seorang ahli.

Topik Menarik