Tinjau Kampung Hiripau, Legislator Perindo Mimika Rampeani Rachman Bantu Korban Banjir dan Soroti Masalah Malaria

Tinjau Kampung Hiripau, Legislator Perindo Mimika Rampeani Rachman Bantu Korban Banjir dan Soroti Masalah Malaria

Terkini | okezone | Rabu, 18 Juni 2025 - 22:16
share

MIMIKA - Hujan deras yang mengguyur beberapa hari terakhir memicu banjir di Kampung Hiripau, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Anggota DPRK Mimika dari Partai Perindo Rampeani Rachman menunjukkan kepedulian dengan turun langsung meninjau lokasi banjir, Selasa 17 Juni 2025.

Didampingi sejumlah tokoh setempat, anggota Komisi III dan Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRK Mimika ini menyapa warga, berdialog mengenai kondisi terkini dan mendengarkan langsung keluhan warga yang terdampak banjir. Ia juga menyerahkan bantuan berupa bahan makanan pokok.

“Bantuan yang diberikan kepada warga Kampung Hiripau ini sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap sesama tanpa memandang dia siapa,” ungkap Rampeani yang kehadirannya disambut hangat warga. 

Legislator yang tergabung dalam Fraksi Eme Neme Yauware ini menyampaikan keprihatinan atas bencana yang terjadi di beberapa wilayah Mimika Timur tersebut. “Pemerintah dalam hal ini OPD teknis harus memberikan atensi terhadap dampak banjir dan melihat kondisi masyarakat yang mengalami musibah banjir,” tuturnya.

Tak hanya banjir, Sarjana Pendidikan dari Universitas Cenderawasih Papua ini menyoroti tantangan kesehatan yang mengancam masyarakat Mimika, khususnya penyakit malaria yang kasusnya terus meningkat. Ia menyebut, berdasarkan data terbaru, Mimika masih menempati posisi atas untuk kasus malaria di Papua, berdampingan dengan Kabupaten Nabire.

 

Mirisnya, saat angka kasus terus naik, warga justru dihadapkan pada krisis ketersediaan obat. “Obat malaria biru yang biasa dikonsumsi masyarakat sekarang kosong. Ini bukan kali pertama terjadi. Seharusnya Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika sudah menyiapkan langkah antisipasi, karena malaria penyakit paling mematikan dan sering menyerang warga Mimika,” ujarnya.

Sebagai alternatif, warga terpaksa menggunakan obat jenis lain yang dinilai kurang efektif dan menimbulkan keluhan. “Obat ini rasanya sangat pahit dan sulit diterima. Banyak pasien yang tidak sanggup menghabiskannya. Akibatnya, banyak yang memilih tidak minum obat, dan itu sangat berbahaya karena bisa menimbulkan komplikasi atau bahkan kematian,” ungkapnya.

Rampeani berharap, pemerintah bisa menjamin ketersediaan obat mengingat malaria sangat rentan menyerang warga di musim hujan seperti sekarang ini. “Malaria tidak mengenal status sosial. Semua lapisan masyarakat bisa terjangkit. Maka ketersediaan obat malaria harus menjadi perhatian utama. Jangan lagi ada cerita bahwa stok obat habis, apalagi terjadi berulang tiap tahun,” ucapnya.

Topik Menarik