Working Mom Kena PHK, Apa yang Harus Dilakukan?
PEMUTUSAN Hubungan Kerja (PHK) adalah kondisi yang tak diharapkan siapa pun, termasuk ibu pekerja yang menjadi tumpuan ekonomi keluarga. Bagi working mom yang kena PHK, apa yang harus dilakukan?
Ketika kehilangan pekerjaan, bukan hanya sekedar penghasilan yang terhenti, tapi roda kehidupan yangg tetap harus berjalan seperti tagihan, biaya sekolah anak, kebutuhan harian dan sebagainya.
Lalu, langkah apa yang harus dilakukan ketika working mom menghadapi kenyataan pahit ini? Perencana Keuangan sekaligus Pendiri Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno membagikan tips bagi para ibu pekerja yang terkena PHK. Berikut rinciannya:
1. Gaya Hidup Harus Segera Diubah
Dalam sebuah diskusi inspiratif, dijelaskan bahwa langkah awal dan paling krusial pasca PHK adalah melakukan penghematan secara radikal.
“Gaya hidup tidak bisa lagi seperti sebelumnya. Meskipun sebelumnya sudah merasa pas-pasan, sekarang situasinya beda (penghasilan sudah terhenti),” jelasnya kepada Okezone, Selasa (17/6/2025).
Sikap mental ini sangat penting dimiliki oleh perempuan pekerja yang kehilangan pekerjaan. Mereka harus berani menyesuaikan pengeluaran dengan realitas baru, termasuk memangkas gaya hidup hingga 50 agar dana cadangan bisa bertahan lebih lama.
2. Hindari Makan Tabungan Terus-Menerus
Biasanya saat terkena PHK, pekerja akan menerima dana pesangon atau mencairkan dana Jaminan Hari Tua (JHT). Namun, penting untuk memahami bahwa dana tersebut bukan untuk dihabiskan, melainkan dikelola sebagai modal bertahan hidup dan modal membangun ulang penghasilan.
“Kalau kita hanya mengandalkan tabungan, tanpa strategi pengganti penghasilan, maka cepat atau lambat akan habis, apalagi kalau muncul pengeluaran tak terduga,” tegas dia.
3. Susun Strategi Ganti Penghasilan
Setelah penghematan dilakukan, langkah berikutnya adalah menyusun strategi untuk menghasilkan uang kembali. Ini bisa melalui berbagai cara, seperti membuka usaha kecil, bekerja freelance, menjadi part-timer, atau mengambil kursus untuk meningkatkan skill.
Penting untuk menyusun beberapa opsi bisnis atau pekerjaan, lalu melakukan seleksi berdasarkan peluang dan kebutuhan.
“Anda boleh punya lima atau delapan ide. Semua bisa dianalisis, bisa dibahas dengan pasangan atau anak anda. Tapi yang penting, tunjukkan bahwa anda serius. Kalau anda saja bingung, apalagi orang lain yang mau bantu anda?” ujarnya.
4 Alokasikan Dana
Dana pensiun atau pesangon sebaiknya tidak digunakan 100 untuk membuka usaha. Idealnya, dana tersebut dibagi dua, sebagian untuk menyambung hidup, dan sebagian lagi untuk modal usaha atau kursus.
Pembagian ini harus berdasarkan estimasi waktu bertahan. Jika diperkirakan butuh waktu 12 bulan hingga usaha mulai menghasilkan, maka dana hidup harus cukup untuk 12 bulan ke depan.
Dengan cara ini, working mom bisa bertahan tanpa panik dan tetap fokus merintis sumber penghasilan baru.
5. Jangan Panik, Rancang Ulang Hidup dengan Realistis
PHK bisa menjadi momentum untuk menyusun ulang hidup, terutama bagi para perempuan yang selama ini sibuk bekerja dan tidak sempat untuk mengevaluasi keuangan pribadi. Manfaatkan momen ini untuk memperbaiki cara mengelola uang, menata ulang prioritas, dan menggali potensi yang mungkin selama ini terabaikan.
Perubahan gaya hidup, penurunan konsumsi, bahkan pindah tempat tinggal untuk memangkas biaya bisa jadi bagian dari strategi bertahan.
PHK bukan akhir dari segalanya, justru bisa menjadi titik balik. Yang terpenting adalah mentalitas untuk tidak larut dalam ketidakpastian, melainkan segera bergerak menata ulang keuangan, memulai hal baru, dan menggali potensi diri.