Viral Pasangan TKI di Jepang Meninggal Gegara Konsumsi Kentang Bertunas, Seberapa Bahaya?

Viral Pasangan TKI di Jepang Meninggal Gegara Konsumsi Kentang Bertunas, Seberapa Bahaya?

Gaya Hidup | okezone | Rabu, 11 Juni 2025 - 16:36
share

JAKARTA - Baru-baru ini viral di sosial media X tentang kisah tragis pasangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang dikabarkan meninggal dunia di Jepang setelah mengonsumsi kentang bertunas.

Unggahan yang diposting di akun X @tanyarlfes itu menyebutkan bahwa kentang yang terlalu lama disimpan, terpapar sinar matahari, atau berwarna hijau bisa mengandung senyawa beracun berbahaya yang disebut glikoalkaloid.

"Kentang bertunas se-bahaya itukah? Sumpeh loh sender syiksyaksyok karena baru tau ngeri banget yakkk," tulis akun tersebut disertai potret kentang bertunas dan tangkapan layar penjelasan bahaya konsumsi kentang yang tidak layak makan.

Berikut fakta mengenai bahaya kentang bertunas bagi kesehatan, Rabu (11/6/2025).

Kentang sebenarnya termasuk bahan makanan pokok yang kaya akan nutrisi mulai dari vitamin C, vitamin B6, hingga serat. Namun, kondisi penyimpanan yang tidak tepat bisa membuat kentang berubah menjadi bahan makanan beracun.

Mengutip laman EatingWell, kentang yang bertunas, berubah warna menjadi kehijauan, atau memiliki bintik hijau mengandung senyawa kimia alami yang disebut solanin dan chaconine, bagian dari kelompok glikoalkaloid. 

Senyawa ini merupakan mekanisme alami perlindungan tanaman dari serangga dan penyakit. Namun, pada manusia, konsumsi dalam jumlah tinggi bisa menimbulkan efek keracunan serius.


Apa Itu Glikoalkaloid?

Glikoalkaloid adalah senyawa toksik alami yang ada pada tanaman dalam keluarga nightshade (termasuk kentang, tomat, dan terung). Senyawa ini paling banyak terkonsentrasi pada kulit, mata tunas, dan bagian yang berwarna hijau dari kentang.

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh National Institutes of Health (NIH), konsumsi glikoalkaloid dalam dosis tinggi dapat menyebabkan berbagai gejala mulai dari mual, muntah, diare, sakit kepala, hingga gangguan sistem saraf seperti kebingungan dan kelumpuhan ringan. Pada kasus yang ekstrem, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Kasus lainnya pernah terjadi pada tahun 2013, di Inggris tercatat satu keluarga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi sup berbahan dasar kentang tua dan bertunas. Dua anak dari keluarga tersebut dirawat di rumah sakit dan mengalami gejala neurologis parah, meskipun berhasil pulih setelah mendapat perawatan intensif.

 


Ciri-Ciri Kentang yang Tidak Aman Dikonsumsi

Dilansir dari EatingWell dan Food Safety Authority, berikut tanda kentang yang sebaiknya dibuang:

- Bertunas dan tunasnya cukup besar
- Warna kulit berubah menjadi kehijauan
- Tekstur sudah mulai lembek atau keriput
- Memiliki rasa pahit atau aneh setelah dimasak

Jika tunas masih kecil dan kentang tidak menunjukkan perubahan warna, tekstur, atau rasa aneh, biasanya kentang masih bisa dikonsumsi dengan catatan tunas dan bagian hijau benar-benar dibuang. Jika ragu, lebih baik buang untuk menghindari risiko keracunan.


Agar kentang tidak cepat bertunas atau berubah warna, simpanlah dengan cara berikut:

- Simpan di tempat sejuk, gelap, dan kering (jangan di lemari es)
- Hindari sinar matahari langsung
- Jangan menyimpan kentang dekat bawang karena bisa mempercepat pembusukan
- Periksa secara rutin dan buang kentang yang menunjukkan tanda-tanda rusak

Topik Menarik