Perjuangan Ibunda Raisa Melawan Kanker Paru Stadium 4 sebelum Meninggal Dunia
JAKARTA, iNews.id - Ibunda Raisa, Ria Mariaty, meninggal dunia pada Sabtu, 29 November 2025 di RS Dharmais Jakarta. Wanita berusia 65 tahun itu tutup usia setelah berjuang melawan kanker paru stadium 4.
Kabar duka ini disampaikan kakak Raisa, Rinaldi Nur Pratama, melalui unggahan Instagram. Disampaikan di sana, pihak keluarga meminta agar almarhumah Ria Mariaty diberikan doa terbaik dari semua orang.
"Dengan penuh duka cita, kami ingin menyampaikan bahwa ibu/almarhumah Ria Mariaty binti Rachmat Ardiwinangoen telah berpulang ke Rahmatullah pada hari ini (29/11/2025) pukul 07.19 WIB di RS Dharmais," kata Rinaldi, dikutip Minggu (30/11/2025).
Rinaldi melanjutkan, "Kami memohon doa dari keluarga, sahabat, kerabat, dan semua yang mengenal beliau agar Allah SWT menerima amal ibadah almarhumah, mengampuni segala dosa dan kekhilafan, melapangkan kuburnya, serta menempatkan di tempat terbaik di sisi-Nya."
Update! Wardatina Mawa Ngaku Dibungkam Suarakan Dugaan Perselingkuhan Insanul Fahmi dan Inara Rusli
Sebelum meninggal dunia, ibunda Raisa berjuang dalam setahun terakhir ini melawan penyakit kanker paru. Perjuangan sang ibu itu menjadi salah satu pembelajaran berharga bagi Raisa dalam hidupnya.
Raisa kepada awak media mengatakan, kepergian ibunda tercinta begitu indah, karena bareng sama keluarga. Selain itu, perjalanan panjang melawan kanker sang ibu memberi kekuatan baru bagi Raisa.
"Kepergiannya sangat indah, bareng sama keluarga terus juga enggak ada kesakitan ataupun sesuatu yang gimana-gimana," kata Raisa kepada wartawan di TPU Muslim Cinere, Depok, Jawa Barat.
"Ibu tuh orangnya sangat hangat, sangat bawel, dan suka bercanda juga. Aku berharap doanya saja buat ibuku, semoga amalnya diterima Allah SWT," tambah Raisa.
Terlepas dari itu, seperti apa perjuangan ibunda Raisa melawan kanker paru stadium 4? Berikut ulasan selengkapnya.
Ibu Riasa Didiagnosis TBC
Ibunda Raisa telah didiagnosis kanker paru sejak Desember 2024. Namun, pada awalnya Ria Mariaty didiagnosis TBC dan sempat dirawat di rumah sakit selama dua pekan.
Pengobatan TBC yang dijalani almarhumah rupanya menimbulkan efek samping obat. Karenanya, ibunda Raisa harus dirawat kembali, hingga akhirnya diketahui kalau Ria Mariaty mengalami kanker paru.
Didiagnosis Kanker Paru
Sebelum diagnosis keluar, dokter melakukan pemindaian PET untuk memeriksa kanker. Hasilnya, ibunda Raisa mengidap kanker paru stadium 4 dan sudah menyebar ke beberapa tulang.
Kabar ini mengejutkan keluarga. Sebab, pada Mei 2024 almarhumah dikabarkan melakukan skrining kanker lengkap dan hasilnya tidak ada yang terlihat satu pun keberadaan sel kanker di tubuhnya.
Pengobatan kemoterapi dijalani sang ibunda di awal 2025. Usai terapi dilakukan, Rinaldi menjelaskan kalau ibunya mengalami banyak perkembangan.
Tak hanya kemoterapi, Ria Mariaty juga menjalani imunoterapi sebanyak 11 kali. Pengobatan ini semakin memberi hasil yang baik, ditandai dengan banyak sel kanker yang tidak aktif lagi di tubuh almarhumah.
Namun, takdir berkata lain. Meski sudah membaik, ibunda Raisa di suatu waktu mengalami sesak napas. Hal ini membuat Rinaldi kembali membawa ibu tercinta ke rumah sakit.
Sampai akhirnya dokter memutuskan agar ibu Raisa itu dirawat inap. Setelah lima hari tidak ada peningkatan, pada 22 September 2025, almarhumah masuk HCU atau high care unit.
Sesak Napas Semakin Parah
Dalam proses perawatan di HCU, sesak napas almarhumah dikabarkan Rinaldi semakin parah. Hal ini membuat dokter memutuskan untuk memasang ventilator untuk membantu pernapasan.
Tak hanya itu, dokter juga melakukan bronkoskopi dan ditemukan bahwa saluran napas hampir tertutup oleh sel kanker aktif. Setelahnya, dokter melakukan cryosurgery dan almarhumah dipindahkan ke RS Dharmais pada 25 September 2025.
"Alhamdulillah, jalur napas sudah dibersihkan. Namun ibu masih harus Radioterapi agar sel kanker tidak tumbuh lagi," kata Rinaldi.
Dan kabar terbaru, Ria Mariaty mengembuskan napas terakhir di RS Dharmais Jakarta. Perjalanan panjang melawan kanker paru stadium 4 ini mengharukan sekaligus menjadi refleksi Raisa dan keluarga.
Raisa meyakini bahwa ibunya adalah sosok perempuan yang tangguh dan kuat, tidak mudah menyerah, dan mau berusaha sekuat tenaga untuk bisa pulih dari segala macam masalah hidup. Dia pun ikhlas ibunda meninggal dunia.
Selain meminta doa dari semua orang, Raisa pun berharap agar publik memberinya ruang privasi di masa sulit ini.
Perjalanan Hijrah Gary Iskak Menyentuh Hati, Tak Pernah Tinggalkan Sholat hingga Tutup Usia
"Tolong di-respect saja privasi keluarga di saat-saat yang sulit ini," kata Raisa.








