Hubungan Diplomasi 75 Tahun, Hutan Mangrove Jadi Perhatian Utama Kerja Sama RI-China
JAKARTA - Hubungan diplomasi antara Indonesia dan China tahun ini memasuki usia ke-75. Pada kurun waktu tersebut, kedua negara banyak melakukan kerja sama di berbagai bidang termasuk sektor ekonomi dan lingkungan.
"Tiongkok (China) siap memperluas kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang termasuk ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan untuk mendorong kemajuan kemitraan strategis yang erat antara kedua negara," ujar Atase Bagian Kebudayaan Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia Wang Siping dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Dia menegaskan, kerja sama kedua negara dalam bidang lingkungan dan budaya salah satunya dilakukan melalui pelestarian hutan mangrove dan keanekaragaman hayati yang memiliki potensi yang sangat besar.
1. China Kembangkan Hutan Mangrove di PLTU Jawa 7
Di Indonesia, Pemerintah Tiongkok memiliki sejumlah inisiatif dalam pelestarian hutan mangrove. Salah satunya dilakukan dengan mengembangkan kawasan hutan mangrove di area operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7 yang dioperasikan oleh PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (SGPJB) di Serang, Banten.
Di lokasi ini, pemerintah Tiongkok melalui perusahaan listriknya mengembangkan mangrove yang semula 5 hektare pada masa konstruksi, menjadi 19 hektare pada tahun ini. Atas pencapaian tersebut, hutan mangrove PLTU Jawa 7 yang berada di perairan Bojonegara, Kramatwatu, Serang, Banten, ini ditetapkan sebagai Pusat Mangrove Internasional Pertama di Dunia (International Mangrove Center) pada konvensi di Shenzhen, 6 November 2024.
Sehari sebelumnya, Minggu (18/5/2025), para peserta diskusi dari berbagai stakeholders melakukan kunjungan lapangan ke PLTU Jawa 7 untuk melihat secara langsung perkembangan proyek pengembangan hutan mangrove. Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penanaman mangrove dan pelepasan bibit ikan di lokasi tak tahun dari PLTU.
General Manager China Energy Investment Group Zhao Shibin, China Guodian Power Development Co.,Ltd yang mengendalikan PT SGPJB, menekankan bahwa perlindungan ekologi bukanlah suatu pilihan, melainkan suatu keharusan yang mutlak demi menjaga kelangsungan peradaban umat manusia.
"Perluasan area hutan mangrove telah membuka lapangan kerja baru yang menjadi mata pencaharian penting bagi banyak warga pesisir.," kata Shibin.
2. PLTU Jawa 7 Kembangkan Hutan Mangrove
General Affair Director PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (SGPJB) atau PLTU Jawa 7 Doddy Nafiudin mengatakan, luas area hutan mangrove di wilayah operasional PLTU Jawa 7 terus bertambah seiring upaya perusahaan dalam menjalankan operasional bisnis berkelanjutan.
"Luas hutan mangrove bertambah setiap tahun, populasi satwa liar meningkat, dan ekosistem semakin membaik. Saat ini, area mangrove laut mencapai 19 hektare, bertambah 10 hektare dari masa konstruksi. Dengan restorasi yang terus dilakukan, semakin banyak satwa liar menetap di sana,” ujar Doddy.
Dia menambahkan, selain itu juga terdapat sekitar 200 biawak air dan lebih dari 3.000 burung, musang dan kuntul. Keanekaragaman hayati kini terlindungi dengan baik menjadi bukti nyata keberhasilan jangka panjang SGPJB dalam konservasi mangrove dan satwa liar.
Untuk mengembangkan mangrove, setiap tahunnya PLTU Jawa 7 melakukan perluasan dan peningkatan ekosistem mangrove dengan menanam 12.000 pohon pada 2022, dan 30.000 pohon pada 2025.
Sekadar informasi, PLTU Jawa 7 adalah perusahaan energi milik China Energy Group yang berinvestasi dengan menggandeng PT PLN Nusantara Power melalui anak usahanya PT PLN Nusantara Renewables. PLTU ini merupakan bagian dari proyek Program 35.000 MW yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Indonesia (RPJMN) 2015–2019. PLTU Jawa 7 memiliki dua unit pembangkit listrik tenaga batu bara ultra-superkritikal masing-masing berkasitas 1.050 MW, dengan total investasi sebesar USD1,8 miliar.