Serangan Paling Mematikan Israel Usai Gencatan Senjata di Gaza, 250 Orang Tewas
YERUSALEM - Serangan Israel di Gaza sejak Kamis 15 Mei 2025 telah menewaskan lebih dari 250 warga. Demikian pernyataan Otoritas Kesehatan Gaza pada Jumat (16/5/2025) waktu setempat.
1. 250 Warga Tewas
Ini menjadi serangan Israel paling mematikan sejak gencatan senjata berakhir pada Maret. Diperkirakan, Israel akan melancarkan serangan darat baru dalam waktu dekat.
"Serangan udara dan artileri hari Jumat difokuskan pada bagian utara daerah kantong kecil yang padat penduduk itu, tempat puluhan orang termasuk wanita dan anak-anak tewas semalam," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Khalil al-Deqran, melansir Reuters, Sabtu (17/5/2025).
Israel telah mengintensifkan pengebomannya dan membangun pasukan lapis baja di sepanjang perbatasan. Ini meskipun ada tekanan internasional yang meningkat agar Israel melanjutkan perundingan gencatan senjata dan mengakhiri blokadenya terhadap Gaza.
Tepat sebelum tengah malam pada Jumat, militer Israel mengatakan, selama hari terakhir pasukan mulai melancarkan serangan besar-besaran dan mengerahkan pasukan untuk merebut kendali atas wilayah-wilayah di Jalur Gaza.
Dikatakan, eskalasi tersebut merupakan bagian dari tahap awal "Operasi Gerobak Gideon" untuk memperluas pertempuran di daerah kantong itu "dengan tujuan pembebasan tentara yang diculik dan kekalahan Hamas.
2. Paksa Penduduk Mengungsi
Israel menjatuhkan selebaran di Beit Lahiya. Selebaran itu berisi perintah agar semua penduduk untuk pergi, baik yang tinggal di tenda, tempat penampungan, atau bangunan. "Segera pergi ke selatan," bunyi selebaran itu.
Penduduk mengatakan tank-tank Israel bergerak maju menuju kota selatan Khan Younis.
Militer Israel mengatakan angkatan udaranya telah menyerang lebih dari 150 target militer di seluruh Gaza.
3. Ledakan Tanpa Henti
Di Jabalia, orang-orang mencari-cari di antara lautan puing-puing setelah serangan malam itu, menarik keluar lembaran logam saat anak-anak kecil memanjat melalui puing-puing.
Viral Ahli Waris dan Satpam Proyek di Deltamas Bekasi Bentrok, Diduga terkait Lahan Sengketa
Sekitar 10 mayat yang dibungkus kain putih berjejer di tanah untuk dibawa ke rumah sakit. Para wanita duduk sambil menangis dan satu orang mengangkat sudut kain untuk menatap wajah orang yang meninggal itu.
"Ke mana saya harus pergi hari ini? Ke Gaza barat? Ada pengeboman di Gaza barat. Di selatan? Mereka membunuh orang-orang di Khan Younis. Ke Deir al-Balah? Ada pengeboman. Saya, anak-anak saya dan keluarga saya, ke mana kami harus pergi?" kata Fadi Tamboura, duduk sambil menangis di samping kawah yang ditinggalkan oleh serangan semalam.
Ismail, seorang pria dari Kota Gaza yang hanya menyebutkan nama depannya, menggambarkan malam yang mengerikan itu.
"Ledakan tanpa henti yang diakibatkan oleh serangan udara dan penembakan tank mengingatkan kita pada hari-hari awal perang. Tanah tidak berhenti berguncang di bawah kaki kami," kata Ismail kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Serangan Israel telah menghancurkan daerah kantong itu dan menewaskan lebih dari 53.000 orang, menurut otoritas kesehatan Gaza.