Israel Tutup Paksa Al Jazeera, Dubes Palestina : Mereka Tak Ingin Kejahatannya Diberitakan

Israel Tutup Paksa Al Jazeera, Dubes Palestina : Mereka Tak Ingin Kejahatannya Diberitakan

Berita Utama | okezone | Jum'at, 10 Mei 2024 - 16:19
share

JAKARTA - Dubes Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun mengecam tindakan Israel yang menutup paksa kantor berita Al Jazeera di Yarusalem Timur. Menurutnya ini bukti Israel tak menghormati kebebasan pers dan ingin menutupi kejahatan yang mereka lakukan agar tak tersiar ke dunia.

"Media harus bebas untuk koresponden dan untuk memberikan suara semua orang untuk memberikan fakta tetapi seperti yang Anda tahu, karena aktivitas mereka yang buruk. Mereka tidak membutuhkan kenyataan untuk diberitakan di mana-mana," kata Zuhair dalam Peringatan ke 76 Al Nakba dan paparan situasi terkini Palestina di Kedutaan Besar Palestina, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, (10/5/2024).

"Itulah mengapa mereka mengambil keputusan untuk menghentikan Al Jazeera atau media lainnya. Inilah yang menjadi alasan Israel di balik itu karena mereka tidak membutuhkannya,"sambungnya.

Zuhair menceritakan kekejaman Israel kepada media. Di antaranya menganggu, menangkap, bahwa menghancurkan kamera jurnalis yang meliput aksi brutal Zionis kepada Palestina terutama di Gaza.

"Jika Anda bekerja di sana dan berbicara tentang realitas, mereka akan mengganggu Anda dan mungkin mereka akan menangkap Anda atau mereka akan menghancurkan kamera Anda," ucapnya.

Bukti kejamnya Israel pun, kata dia terlihat betapa jika menilik peristiwa kematian Shireen Abu Akleh. Seorang jurnalis berkebangsaan Palestina-Amerika yang tewas ditembak tentara Israel pada 2022 lalu.

"Tapi koresponden Palestina dalam beberapa periode dan di beberapa tempat mereka menghadapi agresi Shireen Abu Akleh, semua orang tahu nama ini ketika dia ditembak mati. Dia adalah koresponden terkenal dari Al Jazeera dan dia berkewarganegaraan Amerika,"tuturnya.

Sebagaimana diketahui pemerintah Israel menutup paksa kantor Al Jazeera di sebuah hotel di Yarusalem, pada Minggu 5 Mei 2024. Pasukan Israel memberedel kantor stasiun TV milik Qatar itu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah dengan Al Jazeera karena memberitakan pernyataan pejuang Hamas terkait serangan brutal Israel ke Gaza, Palestina yang sudah banyak menelan korban jiwa terutama anak-anak dan perempuan.

Bahkan lebih 100 jurnalis sudah gugur saat meliput kekejaman Israel di Gaza.

Penutupan kantor berita Al Jazeera oleh Israel menuai kecaman dari berbagai kalangan di dunia.

Topik Menarik