Mengapa Anies Perlu Memimpin Jakarta Kembali?

Mengapa Anies Perlu Memimpin Jakarta Kembali?

Nasional | okezone | Sabtu, 4 Mei 2024 - 08:46
share

ANIES BASWEDAN harus menguatkan kembali apa yang sudah dimulainya: menata kembali Jakarta sebagai kota global, kota yang ramah dan menyenangkan bagi warganya.

Tonggak-tonggak Jakarta sebagai kota global itu ditancapkan sepanjang 2017-2022, saat periode kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sepanjang itu pula, Jakarta mengukuhkan posisinya sebagai kota global yang setara dengan kota besar lain di dunia, menjadi kota yang aman, nyaman, plural, dan mendatangkan kebahagiaan bagi warganya. Salah satu program utama Anies adalah mengalihkan paradigma pembangunan dari yang berbasis kendaraan pribadi menjadi berorientasi transportasi publik. Saat ini sudah terjadi perubahan perilaku masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan umum dengan adanya peningkatan penumpang angkutan publik.

Untuk mendukung itu, Anies melakukan revitalisasi sarana dan prasarana transportasi publik termasuk menata pedestarian dan membangun jalur sepeda. Anies pun menawarkan konsep ruang ketiga, wahana atau tempat para warga berinteraksi di antara ruang pertama dan kedua, yakni rumah dan kantor.

Kini, trotoar diperlebar, taman kota bertebaran, jembatan penyeberangan orang yang instragramable, sampai kemudahan mengaksesnya dengan berbagai angkutan umum terintegrasi. Walhasil, trotoar yang lebar dan nyaman saat ini digunakan oleh bukan saja mereka yang bekerja di kawasan itu, tapi yang juga warga lain yang tidak bekerja di sepanjang Jalan Sudirman.

Fenomena inilah yang disebut Anies sebagai demokratisasi trotoar, karena menjadi milik semua. Siapa saja bisa datang menikmati, mulai dari orang tua hingga anak-anak bisa datang dan bisa mendapatkan inspirasi. Anies menegaskan, tempat itu tidak hanya bisa didatangi dan dinikmati masyarakat sosial ekonomi menengah ke atas. Justru, dia berujar, demokratisasi itu terjadi di tempat ini, siapa saja bisa menikmati, dan ketika membangun dikerjakan tidak sendiri, tapi berkolaborasi.

Selain trotoar dan jalur sepeda, integrasi antarmoda transportasi juga digalakkan. Setidaknya ada sembilan simpul integrasi antarmoda, 14 JPO baru, dan revitalisasi serta interkoneksi bawah tanah pertama ke Moda Raya Terpadu (MRT) di DKI Jakarta, di antaranya ialah Interkoneksi Bawah Tanah, Terowongan Kendal, Integrasi Stasiun Tanah Abang, Phinisi Sudirman, Halte Integrasi CSW, Integrasi Stasiun Tebet.

Sepanjang 2017-2022 adalah kerja-kerja mewujudkan visi besar membangun kota yang mengedepankan kesetaraan, kesejahteraan, kemajuan, kehidupan, kelestarian, dan kebersatuan bagi warganya. Di tangan Anies, Jakarta menjadi kota yang layak menjadi tempat hidup warganya, dan bisa memberi kesejahteraan bersama. Ia pun mengurai permasalahan yang dihadapi warga Jakarta sebelumnya, seperti kemacetan, ketimpangan, polusim dan banjir. Selain itu, ada juga masalah biaya hidup, kesehatan, lapangan kerja, dan pendidikan. Satu per satu masalah itu ia tuntaskan. Dalam soal kemacetan misalnya, Jakarta yang tahun 2017 menjadi kota ketiga termacet di dunia, dengan tingkat kemacetan senilai 58 persen, kini berada di peringkat ke-46 termacet di dunia, dengan tingkat kemacetan 34 persen.

Topik Menarik