Kisah Penyandang Disabilitas Pengepul Rongsokan di Pondok Kopi

Kisah Penyandang Disabilitas Pengepul Rongsokan di Pondok Kopi

Terkini | okezone | Minggu, 28 April 2024 - 20:27
share

JAKARTA - Panas matahari masih menyengat di timur DKI Jakarta , Jaelani (38) tampak sibuk menyortir barang rongsokan seperti botol bekas, sandal bekas, alat-alat elektronik yang rusak, pipa paralon, bahkan perkakas yang terbuat dari kaca hingga gelas.

Selama puluhan tahun pria disabilitas ini menjalani hidup dengan bekerja keras di tengah keterbatasan fisiknya. Ia tak pernah gentar berjuang di antara kerasnya Ibu Kota. Tak ada kata menyerah dalam kamus hidup pria berkumis dan jenggot tebal ini.

Sehari-hari, pria kurus ini menyortir barang bekas di dekat TPU Malaka, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur. MNC Portal Indonesia menyambangi lapak asongan milik Jaelani. Lapak rongsokan itu tampak tak luas dan langsung menyatu dengan kamar kecil Jaelani.

Sementara di kamarnya, tampak perabotan sederhana dengan TV kecil yang masih berjenis tabung. Di ruangan sekitar 2x2 meter persegi itu juga dijadikan tempat tidur Jaelani bersama istrinya.

Jaelani merupakan penyandang disabilitas dengan kondisi tangannya dan kakinya yang berbeda dengan orang normal.

Sembari berbincang-bincang dengan jurnalis MPI Muhammad Farhan, Jaelani tampak cekatan memilah botol plastik bekas. Dia terlihat memisahkan kemasan botol-botol tersebut dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya terlihat menggantung sambil menyangga karung tak bertenaga.

Saat berjalan pun, Jaelani terlihat kesusahan karena kaki kanannya tidak seperti manusia normal lainnya. Tapi keterbatasan itu tak menyurutkan Jaelani dalam melakoni kesehariannya.

"Sebenarnya sejak kecil, saya ikut ibu saya ke Jakarta untuk bekerja di penyortiran asongan. Tetapi kalau di sini, kurang lebih sejak 2014 sampai sekarang," ujar Jaelani membuka cerita, Minggu (28/4/2024).

Jaelani datang ke Jakarta pada saat masih belia dari kampungnya di Cepu, Blora, Jawa Tengah. Ia mengaku sudah mengalami kondisi disabilitas sejak masih kecil.

"Awalnya dulu saya nyortir sandal, nanti dikumpulin ke dalam per karung sendirian. Lama-lama jadi bekerja dari bos saya barangnya," tutur Jaelani.

Topik Menarik