Kisah Kelam Pembangunan Lanud Gorda, Banyak Makan Nyawa Romusha

Kisah Kelam Pembangunan Lanud Gorda, Banyak Makan Nyawa Romusha

Nasional | okezone | Sabtu, 20 April 2024 - 07:02
share

JAKARTA - Markas Grup 1 Kopassus di Serang berada di lokasi yang strategis, menjaga "Pintu Barat" Pulau Jawa. Markas ini berada di sekitar lokasi industri petrokimia dan industri baja yang dibangun Rusia pada 1960-an dan kemudian dikenal sebagai Krakatau Steel.

Letaknya berdekatan dengan pintu tol Jakarta-Merak, Pelabuhan Merak, dan memiliki pangkalan udara (lanud) Gorda. Pangkalan udara ini memiliki kisahnya sendiri.

Lanud Gorda dibangun oleh romusha (pekerja paksa) Indonesia semasa pendudukan Jepang. Para romusha mendapat jatah beras 200 gram per hari dan harus bekerja dari pagi hingga sore hari, sehingga banyak yang meninggal dan dikuburkan secara massal di sana, demikian dikutip dari buku ‘Kopassus untuk Indonesia’.

Lanud Gorda dibangun pada 1943 dengan membuka lahan seluas 700 hektare. Lanud ini memiliki dua landasan masing-masing panjangnya 2,5 kilometer dan lebar 100 meter, saling bersilang membujur arah utara-selatan dan barat timur. Struktur landasan dibangun dengan baik, dilapisi lempengan tanah berumput sebagai penyamaran.

Fasilitas Kopassus di Serang diawali dengan peresmian Asrama Grup 1 di Taktakan pada 20 Agustus 1981 oleh Menhankam atau Pangab Jenderal TNI, M. Jusuf, yang didampingi KASAD Jenderal TNI Poniman. Peresmian ini mengukuhkan keberadaan Grup 1 Kopassus di Serang sebagai penjaga Pintu Barat Pulau Jawa.

Perpindahan Grup 1 Kopassus dari Cijantung ke Serang karena wilayah Cijantung diperkirakan akan berkembang menjadi padat dan ramai sehingga sulit melakukan aktivitas latihan dan penempatan pasukan. Wilayah Serang yang masih kosong menjadi lokasi yang ideal bagi penempatan prajurit.

Lokasi ini sebenarnya bukan tempat yang asing bagi prajurit Kopassus, karena rencana pemindahan sudah ada sejak 1970 dan pernah dijadikan tempat latihan penerjunan prajurit Kopassus.

Topik Menarik