Dosen Bersama Mahasiswa Polines Jateng Ciptakan Alat Deteksi Banjir dan Longsor
SEMARANG, iNews.id - Dosen dan mahasiswa Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang (Polines) berinovasi menciptakan alat pendeteksi dini bencana banjir dan longsor. Alat yang diberi nama SMOLL ini lahir dari keprihatinan terhadap bencana hidrometeorologi yang terus terjadi dari tahun ke tahun, khususnya di Jawa Tengah (Jateng).
SMOLL pertama kali dirancang pada 2021 oleh Roni Aprianto, dosen D3 Teknik Telekomunikasi Elektro, bersama dua mahasiswanya.
Hanya dalam waktu sebulan, mereka berhasil menyelesaikan alat tersebut. Meski sudah diuji coba di beberapa lokasi, hingga kini SMOLL belum diproduksi secara massal dan belum dijadikan pedoman resmi oleh instansi terkait seperti BPBD maupun pemerintah daerah.
Cara kerja alat ini cukup canggih. SMOLL mendeteksi curah hujan setiap sepuluh menit serta mengukur ketinggian air yang masuk ke dalam tanah.
Data tersebut kemudian digunakan untuk mengetahui tekanan air tanah dan kelembaban yang memengaruhi kohesi atau ikatan partikel tanah.
Ketika ikatan tanah melemah, sensor akan mengukur kemiringan dan pergeseran tanah yang berpotensi menimbulkan longsor. Semua data deteksi dikirim ke website sehingga bisa dipantau secara langsung.
"Alatnya kita beri nama SMOLL. Alat menotornya nanti dipasang di daerah yang rawan longsor di lereng, tanah yang labil. Nanti alat ini akan mengirim datanya menggunakan wifi, jadi kita bisa monitor lewat website," ujar Roni Aprianto, Dosen D3 Teknik Telekomunikasi Elektro Unnes, Rabu (19/11/2025).
Dengan adanya teknologi ini, masyarakat diharapkan dapat memperoleh peringatan dini saat musim penghujan. Kehadiran SMOLL diharapkan mampu mengurangi kerugian materiil dan mencegah jatuhnya korban jiwa akibat banjir maupun longsor.










