Perkuat Kompetensi Mahasiswa, Kemenag Luncurkan Program PRIMA Magang PTKI
Kementerian Agama (Kemenag) resmi meluncurkan Program PRIMA Magang PTKI di Auditorium Gedung Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025). Program ini merupakan inisiatif Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk meningkatkan kompetensi, karakter, dan daya saing lulusan PTKI sebagai bagian dari transformasi pendidikan menuju Indonesia Emas 2045.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan, PRIMA Magang sejalan dengan Asta Protas Kemenag atau delapan program prioritas kementerian, terutama dalam menciptakan pendidikan yang unggul, ramah, dan terintegrasi.
"Program ini sangat relevan karena tujuannya jelas, yakni membangun bangsa melalui peningkatan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), serta turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inilah inti dari seluruh cita-cita bangsa," kata Nasaruddin Umar.
Ia juga menyoroti pentingnya mengubah ekosistem pendidikan tinggi keagamaan agar alumni PTKI mampu bersaing di era modern. Menurutnya, meskipun alumni PTKI kerap dinilai memiliki kelemahan, hal itu justru menjadi kekhasan yang harus dibentuk dalam lingkungan pacu yang lebih kompetitif.
"Alumni PTKI berpikir luas—bukan sekadar mikrokosmos, tetapi makrokosmos, bahkan beyond makrokosmos. Mereka memiliki wawasan mendalam yang berasal dari tradisi pesantren," tambahnya.Ia juga menekankan pentingnya sikap tawadhu' atau rendah hati yang proporsional. "Jangan minder, tapi juga jangan sombong. Dalam riwayat disebutkan, orang sombong tidak akan mencium bau surga," kata Menag.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Amien Suyitno, menjelaskan bahwa PRIMA Magang merupakan jawaban konkret atas tingginya angka pengangguran lulusan perguruan tinggi berdasarkan data BPS 2023.
"Lulusan tidak cukup hanya mengandalkan ijazah. Mereka butuh keterampilan praktis, pengalaman kerja, dan kesiapan mental," katanya.
Program ini dirancang melalui tiga tahapan utama yakni Pre-Internship & Bootcamp: Pelatihan dasar seperti etos kerja, literasi digital, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), hingga psikotes pemetaan potensi. Kemudian, Internship di Mitra Industri: Mahasiswa akan magang di perusahaan atau instansi selama 2–10 bulan, baik umum maupun berbasis proyek. Lalu, mentorship & Monitoring: Mahasiswa dibimbing langsung oleh praktisi industri dan dosen kampus, dengan sistem evaluasi digital real-time.
"Program ini sistematis, progresif, dan terukur. Kita ingin mahasiswa kita betul-betul siap masuk dunia kerja, bahkan menjadi pionir dalam berbagai bidang," kata Amien.Direktur PTKI, Sahiron menambahkan, PRIMA Magang juga dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan masa depan, termasuk pemanfaatan teknologi seperti AI. "Alumni PTKI harus memahami aspek ukhrawi tanpa meninggalkan aspek duniawi. Penguasaan AI akan menjadi bekal penting bagi mereka di dunia kerja," ujarnya.
Program PRIMA Magang bersifat nasional dan terbuka bagi seluruh mahasiswa di PTKIN maupun PTKIS. Untuk mempermudah akses, Kemenag telah menyediakan platform digital *Prima Magang PTKIN* yang memfasilitasi pendaftaran mahasiswa, mitra industri, dan perguruan tinggi.
"Hingga pertengahan Juni 2025, sudah tercatat 70 mitra industri bergabung, dengan 1.615 posisi magang tersebar di 26 provinsi dan 328 kabupaten/kota. Lebih dari 160 PTKI dan 350 mahasiswa telah mendaftar," kata Sahiron.
Kemenag: Toleransi Jangan sebagai Slogan, tapi Hadir dalam Perilaku Sosial dan Kemanusiaan!
Kemenag menargetkan pada 2029, sebanyak 15.000 mahasiswa akan mengikuti PRIMA Magang, dengan melibatkan 300 mitra industri dan 600 PTKI di seluruh Indonesia.










