175 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Terbanyak Menderita Penyakit Jantung
Para ahli telah menemukan kota hilang yang legendaris di Mesir yang tidak pernah muncul di peta dengan bantuan mumi.
BACA JUGA - Bangun Ulang Piramida Dipercaya Akan Menimbulkan MalapetakaBangsa Mesir kuno memiliki ketertarikan pada babun karena mereka dikaitkan dengan Dewa Babi. Para ahli mengetahui bahwa babun dipelihara sebagai hewan peliharaan di penangkaran dan gigi-giginya yang paling tajam dicabut agar tidak terlalu berbahaya.
Dan pemeliharaan babun oleh orang Mesirlah yang telah mengarahkan para ahli ke lokasi kota Punt di Mesir yang misterius berkat DNA mereka.
Gisela Kopp, seorang ahli genetika di Universitas Konstanz, Jerman yang mempelajari DNA babon menjelaskan kepada Live Science : "Ada cerita-cerita yang mengatakan bahwa mereka mendapatkannya dari Punt, tanah yang legendaris dan misterius."
Punt telah disebutkan dalam dokumentasi dari Mesir kuno, tetapi para ahli tidak pernah dapat menentukan di mana sebenarnya letaknya pada peta.Namun, dalam beberapa tahun terakhir, para ahli telah mampu mempersempit lokasi pastinya dengan melihat DNA dari mumi babon yang telah ditemukan dari periode waktu tersebut.
Kopp dan sekelompok rekannya berhasil mengekstrak DNA yang dapat digunakan dari sisa-sisa mumi babon yang diyakini berasal dari antara tahun 800 SM dan 540 SM.
Dalam penelitian mereka yang diterbitkan dalam jurnal eLife, mereka kemudian membandingkan DNA itu dengan informasi genetik 14 babun dari asal yang diketahui untuk membandingkan informasi spesifik mengenai lokasi geografis.
Terungkap bahwa DNA babon tersebut paling dekat hubungannya dengan populasi dari daerah pesisir Eritrea saat ini. Kopp menjelaskan, "Itu dekat dengan pelabuhan kuno Adulis".
Adulis juga disebutkan dalam catatan yang berasal dari tahun 300 SM dan dikenal sebagai tempat yang dikunjungi para pedagang untuk mencari hewan liar.Kopp menjelaskan bahwa sekarang ada teori yang menyatakan bahwa Adulis dan Punt kemungkinan besar pada dasarnya adalah tempat yang sama.
“Mungkin Punt yang lebih awal berada di lokasi yang mirip dengan tempat Adulis [kemudian] didirikan,” kata Kopp.
Penelitian ini didasarkan pada DNA dari satu mumi babon, karena upaya ekstraksi DNA purba yang rapuh dari sembilan mumi babon lainnya gagal menghasilkan sampel yang dapat digunakan. Para ahli berharap dapat mengulangi penelitian mereka dengan lebih banyak sampel DNA untuk memperoleh lebih banyak informasi dari periode waktu yang berbeda.










