Kemewahan Istana Mataram Baru di Plered yang Dilengkapi Gerbang Tiga Lapis Megah

Kemewahan Istana Mataram Baru di Plered yang Dilengkapi Gerbang Tiga Lapis Megah

Nasional | sindonews | Sabtu, 17 Mei 2025 - 08:23
share

KERAJAANMataram memindahkan pusat pemerintahannya ke Plered. Pemindahan pusat pemerintahan termasuk istana itu dilakukan saat Sultan Amangkurat I naik takhta menggantikan sang ayah Sultan Agung.

Perpindahan pusat kota pemerintahan ini juga diakibatkan adanya pemberontakan dan huru-hara ketika Sultan Mataram bertakhta.

Pembangunan Keraton Plered cukup menguras tenaga dari pekerja. Bahkan, Sultan Amangkurat I sampai harus mengerahkan 300 ribu pekerja untuk membangun istana yang mewah dan megah. Di dalamnya ada bendungan buatan kian mempercantik kota.

Sejumlah sumber dari para sejarawan menyebut Keraton Plered dilapisi tiga pintu gerbang utama. Sementara kondisi Plered di masa Sultan Amangkurat I secara detail bahwa dalam perjalanan menuju Plered sekitar 18-19 mil dari kota pelabuhan Semarang terletak pintu gerbang pertama yang disebut Selimbi.

Sebagaimana dikutip dari "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II" tulisan Peri Mardiyono, mengisahkan di pintu gerbang itu berdiri tegak sebuah benteng yang dihuni 1.500-1.600 orang. Benteng-benteng ini dijaga para prajurit keraton.

Siapa saja yang lewat gerbang dicatat oleh juru tulis. Setelah gerbang utama Selimbi ini ada juga gerbang kedua yang disebut pintu gerbang Tadi. Kemudian disusul pintu gerbang ketiga yang disebut Kaliajir. Pintu gerbang ketiga ini lebih dekat dengan pusat Keraton.

Sekitar 1,5 mil dari pintu gerbang Selimbi, tampaklah alam Mataram yang subur, sawahnya sangat luas, hingga batasnya pun tidak tampak oleh pandangan mata. Desa-desa di Mataram juga sangat subur dan bisa ditemukan di sepanjang jalan. Di antara sawah-sawah yang membentang subur itu terdapat area perbukitan yang ditanami pepohonan dan aneka macam buah-buahan.

Pintu gerbang Selimbi merupakan pintu masuk wilayah negara agung Mataram. Jalan antara gerbang Selimbi dan gerbang Tadi berjarak sekitar 7 mil. Setelah gerbang kedua akan diperlihatkan pegunungan yang mengitari pusat Kerajaan Plered.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Rijklof van Goens melukiskan desa-desa di antara kedua pintu gerbang tersebut sangat padat penduduk. Setiap desa dihuni sekitar 100-150 orang, bahkan ada yang mencapai 1.500 orang.

Lalu, pusat kerajaan bisa dicapai setelah melalui gerbang ketiga yang dinamai Kaliajir. Dari gerbang ketiga ini terdapat jalan menuju istana raja sejauh 2 mil. Jarak antara gerbang Kaliajir dan istana raja ini banyak ditemui rumah para pangeran dan berbagai residen.

Pagar-pagar kota juga dibangun dengan indahnya. Pagar kota ini diperkirakan berukuran luas 2x2 mil, dengan ketinggian tembok sekitar 6-7 meter. Di dalam tembok keraton tersebut, terdapat sejumlah komponen yang di antaranya Sitinggil, Bangsal Witana, Mandungan, Sri Menganti, Pecaosan, Sumur Gumuling tempat memandikan keris pusaka.

Kemudian, Masjid Panepen (Suronoto), Prabayeksa, Bangsal Kencana, Bangsal Kemuning, Bangsal Manis, Gedong Kuning, serta tempat tinggal abdi dalem Kedhondhong.

Di sebelah utara kompleks keraton terdapat alun-alun yang luasnya sekitar 300x400 meter dengan masjid di sebelah baratnya. Di dalam kompleks Masjid Agung itu terdapat beberapa makam. Desa Kauman yang berlokasi di sekitar masjid dihuni oleh para pemuka agama dan pegawai masjid.

Rumah-rumah para pangeran yang terletak di sebelah utara alun-alun merupakan terusan yang tembus ke gerbang Kaliajir. Di sekitar desa Segarayasa terdapat danau buatan yang terletak di sebelah selatan keraton. Di tengah danau (Segarayasa) terdapat sebuah pulau dipergunakan untuk meditasi dan sembahyang raja.

Topik Menarik