Besok, DKPP Gelar Sidang Etik Dugaan Asusila Ketua KPU terhadap PPLN

Besok, DKPP Gelar Sidang Etik Dugaan Asusila Ketua KPU terhadap PPLN

Nasional | okezone | Selasa, 21 Mei 2024 - 20:56
share

JAKARTA - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) akan menggelar sidang dugaan pelanggaran kode etik oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari karena adanya dugaan tindakan asusila terhadap Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN).

Ketua DKPP Heddy Lugito, sidang pelanggaran etik itu akan dilaksanakan besok, Rabu 22 Mei 2024 pukul 09.00 WIB pagi di kantor DKPP, Jakarta Pusat.

"Besok (penyelenggaraan sidang kode etik) jam 09.00," kata Heddy saat dihubungi, Selasa (21/5/2024) malam.

Heddy mengungkapkan, sidang tersebut akan diadakan tertutup sehingga tak terbuka untuk umum. "Semua perkara asusila disidangkan tertutup," ujarnya.

Sebelumnya, Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia (LKBH FKUI) melalui kuasa Hukum korban, Aristo Pangaribuan melaporkan ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Kamis 18 April 2024. Laporan itu dilayangkan atas dugaan asusila yang dilakukan Hasyim.

"Pada hari ini kita melaporkan ketua KPU ke DKPP atas pelanggaran etik integritas dan profesionalitas yang diduga melibatkan tindakan-tindakannya dalam membina hubungan personal, hubungan romantis dengan seorang PPLN di luar negeri," ujar Aristo di gedung DKPP Jakarta Pusat, Kamis 18 April 2024.

Ia mengatakan, tindakan Hasyim terhadap seorang Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) telah berlangsung sejak Agustus 2023 hingga Maret 2024. Menurutnya, sebagai Ketua KPU, Hasyim memanfaatkan jabatannya itu untuk melakukan perbuatan yang tidak sesuai norma.

"Kalau masih ingat sebelumnya kan perbuatan serupa Ketua KPU dengan Hasnaeni alias wanita emas, nah ini tipologi perbuatannya mirip-mirip. Tapi kalau pada Hasnaeni dia itu adalah ketua umum partai punya kepentingan, ini klien kami seorang perempuan petugas PPLN dia tidak punya kepentingan apapun, dia merasa menjadi korban dari hubungan relasi kuasanya," sambungnya.

Topik Menarik