Kisah Perampingan Korps Baret Merah, Upacara Pengalihan Status Prajurit Kopassus Berlangsung Haru

Kisah Perampingan Korps Baret Merah, Upacara Pengalihan Status Prajurit Kopassus Berlangsung Haru

Nasional | okezone | Senin, 29 April 2024 - 07:00
share

JAKARTA - Indonesia mengalami banyak gejolak di berbagai daerah pada awal tahun 1960-an. Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang menjadi cikal bakal Kopassus pada waktu itu hanya terdiri dari dua batalyon dan mengalami kekurangan personel, karena kedua batalyonnya harus melaksanakan tugas di Kalimantan.

Letkol Inf Sarwo Edhie Wibowo yang menjabat sebagai komandan RPKAD meminta tambahan personel kepada Panglima Angkatan Darat, Letjen Ahmad Yani. Permintaannya disanggupi dan kemudian "menyerahkan" Batalyon 441 Banteng Raider III dan Batalyon Lintas Udara 436 Banteng Raider I.

Setelah melalui proses rekrutmen (seleksi Raider di Purworejo dan pendidikan Komando di Batujajar), maka Batalyon 441 menjadi Batalyon 3 RPKAD yang berlokasi di Jatingaleh, Semarang pada 1963.

Menyusul kemudian pada pertengahan 1965, Batalyon Lintas Udara 436 menjadi Batalyon 2 RPKAD berlokasi di Tuguran, Magelang. Pasukan Batalyon 2 RPKAD di Tuguran pada 1965-1970 memainkan peran penting menumpas pemberontakan G30S/PKI.

Mereka beroperasi di wilayah Jawa Tengah dengan membersihkan kantong-kantong PKI dan simpatisannya.

Kini Batalyon 2 pindah ke Kandang Menjangan, Kartasura, menjadi bagian Grup 2 Kopassus, dan lokasi di Tuguran digunakan sebagai Sekolah Calon Bintara (Secaba) Kodam IV/Diponegoro. Sementara itu, kesatrian lama Batalyon 3 RPKAD di Jatingaleh Semarang menjadi Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang (Yon Arhanudse 15/DBY).

Pada 1980, TNI membangun kompleks Markas Komando Grup 3 Kopassandha (sebelum berubah menjadi Kopassus pada 1985) untuk wilayah Indonesia Timur di tanah seluas 247 hektare di Kariango, Maros, Sulawesi Selatan, sekitar 23 kilometer dari Makassar.

Lokasi tersebut menjadi Markas Grup 3 Kopassandha, khususnya Detasemen Tempur 31. Lalu pada 1985, Grup-3/Kopassandha direorganisasi menjadi Brigade Infanteri 3 Lintas Udara (Linud) Kopassus sehingga Detasemen Tempur 31 menjadi Batalyon Infanteri 1 Brigif 3 Linud Kopassus.

Pertengahan 1980-an menjadi saat-saat terberat untuk Kopassus. Saat itu, negara meminta agar ada perampingan di tubuh korps baret merah yang membuat separuh lebih personel Kopassus dialihkan menjadi anggota Kostrad.

Pengalihan status dari Kopassus kepada Kostrad dilaksanakan lewat satu upacara militer yang mengharukan, dipimpin oleh Letnan Jenderal TNI Try Sutrisno, yang saat itu menjabat sebagai KSAD. Hal ini dilansir dari buku Kopassus Untuk Indonesia karya Iwan Santosa dan E.A. Natanegara.

Topik Menarik