Belajar dari Kasus Kecelakaan dan Meledak di Malaysia, Hati-Hati Berkendara dengan EV

Belajar dari Kasus Kecelakaan dan Meledak di Malaysia, Hati-Hati Berkendara dengan EV

Nasional | okezone | Minggu, 14 April 2024 - 21:23
share

JAKARTA - Saat ini tren penggunaan kendaraan berpenggerak berbasis teknologi listrik alias EV (Electric Vehicle) meningkat sangat pesat, karena tidak hanya merek ternama dari negara besar seperti Tesla (AS), Mercedes, BMW (Jerman), Hyundai (Korsel), namun juga dari China (Wuling, BYD). Dua merk terakhir bahkan cukup agresif melakukan promosi baik di media massa maupun pameran, kalau di Indonesia sekelas IIMS atau GIIAS. Selain dikenal ekonomis dan ramah lingkungan, EV memang mendapat banyak kemudahan dari Pemerintah, mulai dari Subsidi harga beli hingga potongan pajak dan prioritas jalur seperti bebas Genap-Ganjil.

Selain kemudahan yang diperoleh, misalnya saja saat Lebaran ini Pemerintah sampai menyediakan hingga 1.299 SPKLU / Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di Jalur Mudik, EV harus mendapatkan perhatian khusus dibanding Kendaraan berbasis BBM biasa, yakni pada Perawatan Battery sebagai alat penggerak utama yang digunakannya. Karena komponen terpenting selain controller dan motor listriknya, maka battery harus diperhatikan secara khusus. Berbagai jenis battery yang digunakan di EV antara lain adalah Lithium-Ion, Nickel-metal hydride (NiMH), Lead-acid, Solid-state, Nickel-cadmium dan Ultra-capasitor.

Sebagaimana tipe battery di HP, bukan hanya soal charging yang mesti diperhatikan di EV, namun juga kehati-hatian dalam berkendara (tidak boleh sebebas kendaraan ber-BBM Bensin apalagi Solar) utk "bonek / nekad menembus banjir", namun juga penyediaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di kendaraan sebagai sarana vital bilamana terjadi kebakaran pada sistem elektroniknya tersebut (tentu jenis APAR ini juga yg sesuai dgn EV agar tidak malah merusak bila digunakan). Detail battery dan APAR memang tidak dibahas terlalu detail di sini, silakan dibaca dalam Manual-book EV yang dipakai karena setiap produsen tentu sudah melengkapi dan dealer yang baik harus menerangkan sisi positif dan negatif ini semuanya kepada konsumen.

Ini penting karena beberapa hari lalu, tepatnya Kamis 11 April 2024, sebuah kecelakaan Mobil EV yang dibarengi dengan lebih dari 10 kali ledakan terjadi di negara tetangga, Malaysia. Meski tidak (belum?) ada kasus di sini, namun tragedi memilukan ini patut diantisipasi agar tidak terjadi di Indonesia, karena kejadian terbakar dan meledaknya kendaraan, minggu lalu sebenarnya juga dialami oleh Daihatsu GrandMax yang terlibat dalam Kecelakaan dgn Bus Primajasa di Km 58 Tol Cikampek-Jakarta dan telah merenggut nyawa 12 korban meninggal dunia.

Sebagaimana dilansir di situs www.goodymy.com/mind1126293 kecelakaan fatal di negeri Jiran itu dialami oleh Kendaraan listrik jenis Sedan Cross bermerk BMW jenis i7 dan telah merenggut nyawa seorang warga Malaysia berusia 19 tahun serta menyebabkan temannya terluka. Remaja tersebut tewas dalam kecelakaan mobil di Jalan Raya Duke dekat Setiawangsa yang merupakan salah satu daerah kawasan parlimen diKuala Lumpur.

Dalam kejadian pukul 02.15 itu, temannya yang juga berada di dalam mobil BMW i7 mengalami luka serius. Korban tewas diidentifikasi sebagai George Rahul Ariyanayakam, yang sedang mengemudi dengan seorang teman wanitanya dan diperkirakan kehilangan kendali atas kendaraannya sebelum terbakar dan meledak.

Juru bicara Pasukan Bomba / Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota mengatakan mereka mendapat panggilan darurat pada pukul 02.19 sebelum mengirimkan tim yang terdiri dari lima petugas pemadam kebakaran Setapak ke lokasi. Saat tim yang dipimpin oleh Komandan Mohd Anuar Bin Ali tiba di lokasi kejadian, mobil dalam keadaan terbakar total dan salah satu korban seorang laki-laki dewasa telah dinyatakan meninggal dunia oleh petugas medis yang tiba di lokasi kejadian, sedangkan temannya dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans.

Dia menyatakan, penyebab kebakaran masih diselidiki. Sementara itu, dalam postingan media sosialnya, Datuk Redzuawan Ismail yang akrab disapa Chef Wan menyatakan kecelakaan terjadi ketika ban mobil salah satu korban pecah saat mereka dalam perjalanan pulang di Jalan Raya Duke. Akibat pecah ban tersebut kendaraan melintir ke bahu jalan dan menabrak pembatas yang mengakibatkan timbulnya api. Api kemudian membesar dan karena BMW ditenagai oleh Battery Lithium yg berada dibawahnya, Rangkaian battery inilah yang diperkirakan mengakibatkan lebih dari 10 kali ledakan tersebut saat terbakar api.

Pertanyaannya sekarang, apakah kondisi "meledak berkali-kali" tersebut merupakan kelemahan sekaligus bahaya dari kendaraan bertenaga listrik tersebut? Sebagai catatan, ledakan berkali-kali ini disinyalir saat api mengenai konponen-kompenen battery yang membuatnya langsung meledak. Sekarang pembahasan hal tersebut sedang viral di dunia maya, bahkan banyak yang mengatakan bahwa kalau saja mobil yang dipakai bukan berjenis EV, maka kemungkinan pengendara masih bisa diselamatkan karena tidak ada resiko meledak berkali-kali sebagaimana yang kemarin terjadi. Demikian juga dgn seandainya selalu ada APAR sesuai spec di EV tsb, apalagi yang secara otomatis bekerja sebagaimana Airbag.

Topik Menarik