Mengenal Resimen Tjakrabirawa di Era Soekarno, Jadi Cikal Bakal Paspampres

Mengenal Resimen Tjakrabirawa di Era Soekarno, Jadi Cikal Bakal Paspampres

Nasional | okezone | Sabtu, 6 April 2024 - 07:02
share

SEBELUM bernama Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), satuan dengan tugas serupa pada era Soekarno disebut Resimen Tjakrabirawa. Tugasnya adalah melakukan pengawalan Presiden RI.

Di era sekarang, Paspampres bertugas untuk melakukan pengamanan terhadap Presiden dan Wakil Presiden. Paspampres juga bertugas melakukan pengamanan terhadap mantan Presiden RI dan mantan Wakil Presiden RI beserta keluarganya, serta tamu negara setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan.

Selain itu, bertugas menyelenggarakan fungsi protokoler kenegaraan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI. Pasukan tersebut terdiri dari prajurit pilihan dari berbagai cabang kesatuan khusus dan elit di TNI.

Resimen Tjakrabirawa

Resimen Tjakrabirawa merupakan cikal bakal terbentuknya Paspampres. Resimen ini gabungan dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas khusus menjaga keamanan Presiden RI pada zaman pemerintahan Soekarno.

Kala itu, yang menjabat Komandan Resimen Cakrabirawa adalah Brigjen Moh. Sabur.

Pembentukan Resimen Tjakrabirawa dilatarbelakangi beberapa percobaan pembunuhan yang dilakukan beberapa oknum terhadap Presiden Soekarno.

Jenderal A.H Nasution yang ketika itu menjabat Panglima TNI mengusulkan dibentuknya pasukan khusus pengawal presiden untuk melindungi sang kepala negara RI. Pembentukan pasukan pengawal dengan nama Resimen Tjakrabirawa (Cakrabirawa) pun disetujui Presiden Soekarno pada 1962.

Nama Resimen Tjakrabirawa diambil dari nama senjata pamungkas milik salah satu tokoh pewayangan, Batara Kresna. Mereka direkrut dari bekas pasukan Raider Angkatan Darat, Korps Komando (KKO) Angkatan Laut, Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara, dan Brigade Mobil diberi nama Batalyon KK (Kawal Kehomatan), dengan nomor urut I sampai IV.

Cakrabirawa dalam dunia pewayangan merupakan senjata pamungkas milik Prabu Kresna yang jika dilepaskan bisa menyebabkan malapetaka yang dahsyat bagi musuhnya.

Dalam otobiografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Soekarno mengungkapkan, pasukan Cakrabirawa berkekuatan 3.000 personel yang berasal dari keempat Angkatan Bersenjata. Setiap anggota Cakrabirawa berasal dari pasukan yang andal. Umumnya mereka berlatar belakang pejuang gerilya yang menonjol.

Batalyon I dan II bertugas di Jakarta dan Batalyon III dan IV menjaga Istana Bogor, Cipanas (Cianjur), Yogyakarta, dan Tampaksiring (Bali). Lantaran penugasan tersebut, Markas Batalyon I KK berada di Jalan Tanah Abang (kini Markas Paspampres) dan Batalyon II menempati asrama Kwini (sekarang ditempati Marinir angkatan Laut).

Pada zaman pemerintahan Presiden Suharto, resimen Tjakrabirawa dibubarkan dan anggotanya dipulangkan menyusul adanya pemberontakan G30SPKI. Banyak anggota Resimen Tjakrabirawa terinflitrasi oleh PKI.

Namun, kemudian dibentuk kembali dan diubah namanya menjadi Paswalpres atau Pasukan Pengawal Presiden hingga kemudian menjadi Paspampres.

Topik Menarik