Hari Persandian dan Pentingnya Menjaga Ruang Siber

Hari Persandian dan Pentingnya Menjaga Ruang Siber

Nasional | okezone | Kamis, 4 April 2024 - 19:41
share

JAKARTA - Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha menceritakan perjuangan Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati merintis Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN), sampai akhirnya terbentuk Badan Persandian Negara pada tanggal 4 April 1946.

"Beratnya perjuangan beliau, karena sebelum beliau menerima penugasan dari Menteri Pertahanan Republik Indonesia saat itu yaitu Mr. Amir Sjariffudin untuk mendirikan serta memimpin sebuah badan pemberitaan rahasia bagi kepentingan pemerintahan, padahal profesi beliau sebelumnya adalah seorang dokter yang berdinas di Kementerian Pertahanan Bagian-B (IntelUen) dan beliau merupakan seorang yang awam dengan dunia persandian," kata Pratama dalam keterangannya, Kamis (4/4/2024).

Menurutnya, tugas berat Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati adalah membentuk serta membangun Dinas Code bersamaan dengan tugas membangun sistem kode sandi. Awal pembentukan Dinas Code dibantu oleh Lettu Santoso yang ditunjuk sebagai kepala pendidikan persandian pada bulan Desember 1946. Dinas Code pada waktu itu juga dikenal sebagai Badan Persandian Negara, sebuah badan yang berlokasi di Yogyakarta dan memiliki kedudukan langsung dibawah Kementerian Pertahanan Bagian-V dengan tugas pokoknya adalah untuk mengelola persandian.

"Selain mengembangkan sistem kode sandi, Dinas Code juga memiliki tugas untuk memecahkan pesan-pesan bersandi milik musuh serta melaksanakan tugas Dinas Kurir untuk memeriksa berita dari dalam serta luar negeri. Mungkin kita dulu juga belum benar-benar bisa merdeka jika tidak ada persandian serta dinas code karena semua rencana operasi perang akan mudah sekali disadap oleh pihak musuh. Dari Dinas Code itulah akhirnya terus berkembang sehingga menjadi sebuah organisasi besar yaitu Badan Siber dan Sandi Negara setelah beberapa kali bertransformasi," bebernya.

Kata dia, ruang siber telah menjadi arena yang dinamis dan tidak terduga, dengan berbagai ancaman yang terus berkembang. Dari serangan siber yang bertujuan merusak infrastruktur kritis hingga pencurian data dan penyebaran disinformasi, tantangan yang dihadapi dalam ruang siber semakin kompleks dan meresahkan.

"Ruang siber adalah domain virtual yang mencakup jaringan komputer, sistem informasi, perangkat lunak, dan data yang terhubung secara global. Dalam ruang siber ini, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi, baik oleh individu, organisasi, maupun negara seperti Serangan siber, Pencurian Identitas, Penyebaran Disinformasi & Hoaks, Kejahatan Siber dan Kriminalitas Online, Perang Informasi dan Kebijakan, Kerentanan Infrastruktur Kritis serta Perlindungan Privasi dan Data," tuturnya.

"Ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan kompleksitas dan keunikan tersendiri. Ancaman siber berkembang dengan cepat dan sering kali bersifat tak terlihat, mencakup serangan siber, pencurian data, propaganda online, dan bahkan perangkat lunak jahat yang bertujuan untuk merusak infrastruktur kritis. Dalam menghadapi tantangan ini, persandian Indonesia dihadapkan pada tugas yang tidak mudah," sambungnya.

Topik Menarik