Jenderal Pemilik Wing Penerbang TNI AD, Nomor 1 Lulusan Terbaik di Tiga Pendidikan Militer Berbeda

Jenderal Pemilik Wing Penerbang TNI AD, Nomor 1 Lulusan Terbaik di Tiga Pendidikan Militer Berbeda

Nasional | sindonews | Minggu, 24 Maret 2024 - 05:08
share

Sejumlah Jenderal TNI memiliki Wing Penerbang TNI AD yang tersemat di dada kanan seragam militernya. Salah satunya merupakan peraih penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) 1978 serta lulusan terbaik dua pendidikan militer lainnya.

Berdasarkan ketentuan PP Nomor 39 Tahun 2010, Jenderal adalah pangkat tertinggi dalam golongan pangkat Perwira Tinggi (Pati) TNI. Golongan pangkat di bawahnya adalah Letnan Jenderal (Letjen), Mayor Jenderal (Mayjen), dan Brigadir Jenderal (Brigjen). Karena itu hanya segelintir prajurit TNI yang berhasil mendapatkan jenderal bintang 4 tersebut.

Sementara Wing Penerbang TNI AD merupakan brevet yang diberikan kepada prajurit korps Penerbang TNI AD yang telah mengikuti pendidikan transisi penerbangan dari Co-pilot ke Pilot. Dalam sejarahnya, terdapat sejumlah jenderal yang memiliki Wing Penerbang TNI AD. Siapa saja mereka?

Jenderal Pemilik Wing Penerbang TNI AD

1. Jenderal TNI (Purn) Budiman

FOTO/Perpustakaan Pusat Angkatan Darat, Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat

Jenderal Pemilik Wing Penerbang TNI AD yang pertama adalah Budiman. Dia merupakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) periode 30 Agustus 2013 25 Juli 2014.

Budiman merupakan jebolan Akabri tahun 1978 dan penerima Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama. Karier militer Budiman cukup cemerlang. Selain peraih Adhi Makayasa, pemilik Satyalencana Seroja ini merupakan lulusan terbaik Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad) tahun 1994 dan lulusan terbaik Wira Adi Nugraha Sesko TNI 2001.

Tentara yang memulai karier sebagai Komandan Peleton Yonzipur 3 Kodam III/Siliwangi pada 1979 ini satu-satunya perwira dari Korps Zeni yang sukses meraih hat-trick lulusan terbaik. Kecemerlangannya di dunia pendidikan sejalan dengan karier militernya yang bersinar terangnya. Puncak karier militernya ketika ditunjuk menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Moeldoko yang promosi menjadi Panglima TNI.

Sejumlah jabatan strategis pernah dia emban selama karier militernya. Mulai dari Dirjakstra Ditjen Strahan Dephan (2008), Pa Sahli Tk. III Bidang Polkamnas Panglima TNI dan Sesmilpres Kemsetneg (2008), Pangdam IV/Diponegoro (2009), Dankodiklat TNI AD (2010), Wakil KSAD (2011), Sekjen Kemhan (2013), dan KSAD (2013).

Sebagai tentara kaya pengalaman, Budiman mengoleksi sejumlah brevet militer, antara lain Wing Penerbang TNI AD Kelas I, Brevet Kavaleri Berkuda, Partfinder Badge (US Army), Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Para Dasar. Kemudian Brevet Jihandak Zeni, Brevet Nubika Zeni, dan Brevet Kualifikasi Intai Tempur (Taipur). Selain itu, Budiman juga mendapatkan brevet kehormatan, yakni Brevet Komando Korpaskhas, Brevet Hiperbarik TNI AL, Brevet Hiu Kencana, dan Brevet Penerbang TNI AU Kelas I.

2. Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso

FOTO/BUKUMemenuhi Amanat Bangsa, Kontingen Garuda XXII-A/UNIFIL di Lebanon, 2008

Selanjutnya ada Djoko Santoso dalam daftar Jenderal pemilik Wing Penerbang TNI AD. Jabatan terakhir Djoko Santoso sebelum pensiun adalah Panglima TNI periode 28 Desember 200728 September 2010.

Djoko Santoso mengawali karier militer sebagai Danton-I/A/121/II setelah lulus dari Akabri 1975. Selanjutnya, tentara kelahiran Surakarta, 8 September 1952 itu dipindah menjadi ADC pangdam I/Bukit Barisan, ADC Pangkostrad, Danki-A Yonif Linud 502, dan Kasi-2/Ops Yonif Linud 502.

Karier Djoko Santoso terus menanjak. Dia diangkat menjadi Kasipam Dispamsanad, Wakil Komandan Yonif Linud 328/Kostrad, Komandan Yonif Linud 330/Kostrad, Assospoldam Jayakarta, dan Danrem 072/Pamungkas.

Djoko Santoso pecah bintang atau meraih pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) ketika diangkat menjadi Waassospol Kassospol ABRI pada 1998. Selanjutnya ia dimutasi menjadi Waassospol Kaster ABRI, dan Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro.

Jenderal Bintang 2 diraih Djoko Santoso ketika ditunjuk menjadi Panglima Divisi Infanteri 2/Kosttrad pada 2001. Selanjutnya dimutasi menjadi Pangdam XVI/Pattimura dan Pangdam Jayakarta. Pada 2003, Djoko meraih pangkat Letnan Jenderal atau Jenderal Bintang 3 karena diangkat menjadi Wakil KSAD. Dua tahun kemudian ia mecapai pangkat jenderal atau bintang 4 setelah ditunjuk menjadi KSAD. Pada 2007, Djoko dipercaya menjadi Panglima TNI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sebagai tentara kaya pengalaman, Djoko Santoso juga memiliki beberapa brevet bergengsi. Antara lain Brevet Kualifikasi Raider, Brevet Hiu Kencana, Wing Penerbang TNI AU, Wing Penerbang TNI AD, Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Jump Master, dan Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror (Gultor).

Djoko Santoso telah meninggal dunia pada 10 Mei 2020 di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di Sandiego Hills, Karawang, Jawa Barat.

3. Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman

FOTO/DOK.TNI AD

Dudung Abdurachman juga masuk dalam Jenderal pemilik Wing Penerbang TNI AD. Sebelum pensiun dari militer, Dudung menjabat sebagai KSAD periode 17 November 2021-25 Oktober 2023.

Berdasarkan riwayatnya, Dudung merupakan lulusan Akabri 1988-B. Setelah lulus, tentara kelahiran Bandung, 19 November 1965 itu dipercaya menjadi Danton III Kompi B Yonif 744/Satya Yudha Bakti. Selanjutnya dipindah menjadi Danton II Kompi B Yonif 744/Satya Yudha Bakti (1992-1993), Danton I Kompi B Yonif 744/Satya Yudha Bakti (1993-1994), dan Kasi 2 Yonif 741/Satya Bhakti Wirottama (1994-1995).

Karier Dudung terus menanjak. Dia diangkat menjadi Dankipan A Yonif 741/Satya Bhakti Wirottama, Wadanyonif 410/Alugoro, Kasdim 0733/BS Semarang, Danyonif 143/tri Wira Eka Jaya, Dandim 0406/Musi Rawas, Dandim 0418/Palembang. Selanjutnya dipercaya menjadi Aspers Kasdam VII/Wirabuana, Danrindam II/Sriwijaya.

Dudung pecah bintang atau pangakt Brigjen ketika diangkat menjadi Wagub Akmil pada 2015. Setahun kemudian dimutasi menjadi Staf Khusus KSAD, Waaster KSAD. Pangkat bintang dua atau Mayjen diraih ketika ditunjuk menjadi Gubernur Akmil pada 2018 lalu Pangdam Jaya pada 2020. Selanjutnya pangkat Letjen TNI diraih Dudung ketika mkenjabat Pangkostrad pada 2021. Di tahun yang sama, Dudung dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi KSAD hingga 2023.

Sebagai tentara berkarier cemerlang, Dudung juga mengoleksi sejumlah brevet. Antara lain Brevet JUnior Officeer Combat Instructor Training - Indonesia (JOCIT-I), Master Parachustist Badge (US Army), Air Assault Badge (US Army), Wing Penerbang TNI AD kelas I, Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Kualifikasi Para Raider, Brevet Kualifikasi Cakra Kostrad, Brevet Para Utama, Brevet Kualifikasi Gultor, dan Brevet Kualifikasi Taipur.

Selain itu, Dudung juga mendapatkan banyak brevet kehormatan, di antaranya Brevet Astros, Wing Penerbang TNI AU Kelas I, Combat Commander's Kagitingan (K) Badge - Armed Forces of the Philippines, Master Parachutist Badge - Singapore Army, Brevet Hiu Kencana, Brevet Intai Amfibi Korps Marinir, Brevet Anti-Teror Aspek Laut, Master Parachutist Badge - Royal Thai Army, Jumpmaster Badge - Royal Cambodian Army, Basic Military Free Fall Parachutist Badge (Singapore Army), Brevet Korps Artileri Pertahanan Udara, dan Brevet Master Gunner Arhanud.

4. Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo

FOTO/DOK.TNI AU

Jenderal pemilik Wing Penerbang TNI AD selanjutnya adalah Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Lulusan Akmil 1982 itu menduduki jabatan terakhir di militer sebagai Panglima TNI periode 8 Juli 2015-8 Desember 2017.

Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 ini merupakan lulusan Akademi Militer (akmil) tahun 1982 dan berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Kostrad. Setelah lulus pada 1982, Gatot pun dinas pertama sebagai Danton MO 81 Kiban Yonif 315 Dam II/Slw. Selama beberapa tahun, ia dikirim ke Papua sebagai Komandan Kodim, antara lain Dandim 1707 Merauke, kemudian Dandim 1701 Jayapura.

Jabatan teritorial yang pernah dijabatnya antara lain Komandan Korem Suryakencana dan Panglima Kodam Brawijaya. Kariernya pun terus menanjak hingga menjadi menjadi Gubernur Akmil pada 2010. Setahun setelahnya, ia menjabat sebagai Panglima Kodam V/Brawijaya pada 2011. Lalu, menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI Angkatan Darat pada 2011.

Pada 2013-2014, dia dipromosikan menjadi Panglima Komando Cabang Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir. Pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Gatot pun diangkat menjadi KSAD ke-30 tahun 2014. Puncak kariernya saat menjadi Panglima TNI pada usia 55 tahun menggantikan Jenderal Moeldoko. Ia menjadi Panglima TNI ke-16 yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta. Gatot mengemban amanat sebagai Panglima TNI dari 25 Juli 2014 hingga 15 Juli 2015. Lalu posisinya kemudian digantikan oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Selama berkarier di militer, Gatot mengoleksi sejumlah brevet. Antara lain Brevet Hiu Kencana, Wing Penerbang TNI AU, Wing Penerbang TNI AD, Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Para Dasar, dan Brevet Kualifikasi Intai Tempur (Taipur).

5. Jenderal TNI (Purn) George Toisutta

FOTO/Dinas Sejarah Angkatan Darat

Kemudian ada nama George Toistta yang masuk daftar Jenderal pemilik Wing Penerbang TNI AD. Jabatan terakhirnya di militer adalah KSAD periode 9 November 2009 30 Juni 2011.

Tentara kelahiran Makassar, 1 Juni 1953 itu memiliki karier militer yang cukup mentereng. Antara Danton I/C Yonif 741 BS/Kodam XVI/Udayana, Kasi-2 Ops Brigif 1/Jaya Sakti, Wadanyonif 201/Jaya Yudha/Brigif 1/Jaya Sakti, Dandim 1417/Kendari, dan Danrimdam II/Sriwijaya.

Goerge Toisutta pecah bintang ketika diangkat menjadi Kasdivif 1/Kostrad. Ia lalu dimutasi menjadi Kasgartap 1/Kodam Jaya dan Kasdam Jaya. Pangkatnya naik bintang 2 sebagai Pangkoops TNI di Aceh, Pangdiv 1/Kostrad, Pangdam XVII/Trikoram, dan Pangdam III/Siliwangi.

Selanjutnya, Goerge Toisutta diangkat menjadi Pangkostrad dan resmi berpangkat Letnan Jenderal atau bintang 3. Pada November 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuknya menjadi KSAD, sehingga pangkatnya naik menjadi jenderal bintang 4.

Sebagai tentara kaya pengalaman, George Toisutta memiliki banyak brevet. Antara lain Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Hiu Kencana, Wing Penerbang TNI AD, Wing Penerbang TNI AU, Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror (Gultor), Brevet Kualifikasi Raider, Brevet Para Dasar, Brevet Kualifikasi Mobil Udara, dan Brevet Kualifikasi Intai Tempur (Taipur).

6. Jenderal TNI (Purn) Moeldoko

FOTO/Adrian Cadiz

Dalam deretan Jenderal pemilik Wing Penerbang TNI AD ada juga nama Moeldoko. Jabatan terakhirnya di militer adalah Panglima TNI periode 30 Agustus 2013-8 Juli 2015.

Moeldoko dilahirkan di Desa Pesing, Kecamatan Purwosari, Kediri, Jawa Timur. Dia merupakan putra bungsu dari 12 bersaudara pasangan Moestaman dan Masfuah. Lahir di Kediri, 8 Juli 1957, Moeldoko adalah alumnus Akabri tahun 1981 dengan predikat terbaik dan berhak meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa.

Karier militer Moeldoko diawali dari Danton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin. Selanjutnya kariernya terus menanjak sebagai Kasi Opserasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII Wirabuana, Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela, Komandan Yonif 201/Jaya Yudha, Dandim 0501/Jakarta Pusat, dan Danrem 141/Toddopuli Watampone.

Moeldoko pecah bintang ketika dipromosikan menjadi Pa Sahli KSAD Bidang Ekonomi, kemudian Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD, dan Kasdam Jaya. Jenderal bintang 2 diraih ketika ditunjuk menjadi Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad, lalu Pangdam XII/Tanjungpura, dan Pangdam III/Siliwangi.

Selanjutnya, Moeldoko meraih bintang 3 (pangkat Letjen) saat diangkat menjadi Wakil Gubernur Lemhannas. Dua tahun kemudian dimutasi menjadi Wakil KSAD. Di tahun yang sama, tentara kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 itu diangkat menjadi KSAD dan selanjutnya Panglima TNI hingga pensiun pada Juli 2015.

Moeldoko juga memili banyak brevet, yakni Master Parachutist Badge (US Army), Brevet Hiu Kencana, Wing Penerbang TNI AU Kelas I, Wing Penerbang TNI AD Kelas I, Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Free Fall, Brevet Para Utama, dan Brevet Kualifikasi Intai Tempur (Taipur). Selain itu, Moeldoko juga mendapatkan brevet kehormatan antara lain Brevet Trimedia Intai Amfibi Korps Marinir, Brevet Denjaka (Anti Teror), Brevet Komando Paskhas, dan Brevet Parachutist Thailand.

7. Jenderal TNI (Purn) Mulyono

FOTO/DOK.TNI AD

Selanjutnya adalah Mulyono, Jenderal pemilik Wing Penerbang TNI AD. Sebelum pensiun, lulusan Akabri 1983 itu menjabat sebagai KSAD periode 15 Juli 2015-22 November 2018.

Mulyono mengawali karier militernya sebagai Danton Yonif 712/Wira Tama, kemudian menanjak menjadi Danki Yonif 713/Satya Tama, Danyonif 143/Tri Wira Eka Jaya Kodam II/Sriwijaya, Dandim 0901/Samarinda, dan Danrem 061/Surya Kencana. Mulyono pecah bintang ketika mendapat promosi jabatan sebagai Dirlat Kodiklat TNI AD pada 2011. Setahun kemudian, pangkatnya kembali naik ketika diangkat menjadi Wadankodiklat TNI AD.

Selanjutnya Mulyono dimutasi menjadi Asops KSAD dan Pangdam Jaya. Pada 2014, tentara kelahiran Boyolali, 12 Januari 1961 itu diangkat menjadi Pangkostrad. Setahun kemudian Mulyono ditunjuk menjadi KSAD menggantikan Gatot Nurmantyo.

Koleksi brevet Mulyono juga cukup banyak. Antara lain Master Parachutist Badge (US Army), Master Parachutist Badge (Singapore Army), Wing Penerbang TNI AD Kelas I, Basic Parachutist Badge (Royal Thai Army), 1 RAR Parachutist Badge (Royal Australian Army), Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror (Gultor), Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Para Utama, dan Brevet Kualifikasi Intai Tempur (Taipur).

Selain itu, Mulyono juga mendapatkan brevet kehormatan yakni Wing Penerbang TNI AU Kelas I dan Brevet Hiu Kencana.

8. Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto

FOTO/DOK.TNI AD

Jenderal pemilik Wing Penerbang TNI AD selanjutnya adalah Tyasno Sudarto. Lulusan Akabri 1970 ini mengemban tugas sebagai KSAD periode 20 November 1999-9 Oktober 2000.

Selama karier militernya, Tentara kelahiran Magelang, 14 November 1948 pernah menduduki sejumlah jabatan penting di TNI. Di antaranya adalah Danramil Kodim 0504/Jakarta Selatan (1973-1974), Danyonif 202/Taji Malela (1983-1984), Kasbrigif 13/Galuh (1989-1994), Asrena KSAD (1996-1998), Pangdam IV/Diponegoro (1998-1999), dan Kepala BAIS TNI (1999).

Puncak karier militernya saat diangkat menjadi KSAD menggantikan Subagyo Hadi Siswoyo. Tentara yang pernah diterjunkan dalam Operasi Seroja di Timor Timur ini memiliki banyak brevet antara lain Wing Penerbang TNI AD, Brevet Pemburu, Pathfinder Badge (US Army), Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Para Utama, dan Brevet Pengemudi Kendaraan Tempur (Ranpur).

9. Jenderal TNI (Purn) Wiranto

FOTO/DOK.MABES ABRI

Wiranto juga masuk dalam jajaran Jenderal pemilik Wing Penerbang AD. Lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) 1968 ini menjabat sebagai Panglima ABRI periode 12 Februari 1998-26 Oktober 1999.

Tentara kelahiran Yogyakarta, 4 April 1947 itu berkarier cemerlang di militer. Sejumlah jabatan stategis pernah diemban, antara lain Ajudan Presiden, Kasdam Jayakarta, Pangdam Jayakarta, Pangkostrad. Menjelang Presiden Soeharto lengser karier Wiranto meningkat. Ia ditunjuk menjadi KSAD pada 1997. Setahun kemudian diangkat menjadi Panglima ABRI.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu juga memiliki banyak brevet. Antara lain Wing Penerbang TNI AD Kelas I, Wing Penerbang TNI AU Kelas I, Brevet Hiu Kencana, Master Parachutist Badge (US Army), Brevet Pandu Udara (Pathfinder), Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, dan Brevet Para Utama.

10. Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar

FOTO/Buku Kenangan Wisudawan PATI TNI-AD 1998

Terakhir, ada nama Wismoyo Arismunandar dalam deretan Jenderal Pemilik Wing Penerbang TNI AD. Lulusan Akademi Akademi Militer Nasional (AMN) 1963 itu menduduki jabatan KSAD sebelum pensiun.

Adik ipar Presiden Soeharto itu mengawali karier militer sebagai Danton Kopassandha. Kemudian dipercaya menjadi Danwalpri Presiden Soeharto,Danki Group 4 Kopassandha, Danki 5 Group 4 Kopassandha, Waaspam Danjen Kopasandha, Dangrup I Kopassandha, Wadan Kopassandha, dan Danjen Kopassandha.

Tentara kelahiran Bondowoso, 10 Februari 1940 ini kemudian diangkat menjadi Kasdam IX/Udayana, kemudian Pangdam VIII/Trikora, Pangdam IV/Diponegoro. Karier terus menanjak ditunjuk sebagai Pangkostrad, lalu Wakasad, dan terakhir Kasad.

Aris Munandar juga memiliki banyak brevet. Antara lain Wing Penerbang TNI AD, Brevet Hiu Kencana, Wing Penerbang TNI AU, Master Parachutist Badge (Royal Thai Army), Master Parachutist Badge (US Army), Pathfinder Badge (US Army), Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, dan Brevet Para Utama.

Topik Menarik