Raja Jayabaya Bawa Kerajaan Kediri Kuasai Nusantara dari Pulau Jawa hingga Papua

Raja Jayabaya Bawa Kerajaan Kediri Kuasai Nusantara dari Pulau Jawa hingga Papua

Nasional | okezone | Selasa, 5 Maret 2024 - 05:34
share

MALANG - Jayabaya Raja Kediri berhasil membawa kerajaan ke masa puncak kejayaan. Konon di masa itulah Kerajaan Kediri yang berada di pedalaman Pulau Jawa bagian timur berhasil memberikan pengaruh kuat di Nusantara. Bahkan, wilayah kekuasaannya meliputi seluruh Pulau Jawa dan beberapa pulau di Nusantara.

Konon kuatnya pengaruh Kerajaan Kediri di bawah Jayabaya membuat pengaruh Kerajaan Sriwijaya kala itu yang berada di Pulau Sumatera, mulai tersaingi dan bahkan sedikit diungguli Kediri. Hal ini diperkuat kronik Cina berjudul Ling wai tai ta karya Chou Ku-fei tahun 1178, bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Cina secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan Sumatera.

Saat itu, yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, di Jawa ada Kerajaan Panjalu, sedangkan Sumatera dikuasai Kerajaan Sriwijaya. Chou Jukua menggambarkan, di Jawa penduduknya menganut dua agama yakni Buddha dan Hindu, dikisahkan dari "Sandyakala di Timur Jawa 1042 - 1527 M : Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Hindu dari Mataram Kuno II Hingga Majapahit".

Penduduk Jawa sangat berani dan emosional. Waktu luangnya untuk mengadu binatang. Mata uangnya terbuat dari campuran tembaga dan perak. Buku Chu-fan-chi menyebut, Jawa adalah maharaja yang punya wilayah jajahan: Pai-hua-yuan (Pacitan), Ma- tung (Medang), Ta-pen (Tumapel, Malang), Hi-ning (Dieng), Jung-ya-lu (Hujung Galuh, sekarang Surabaya), hingga Tung-ki (Jenggi, Papua Barat).

Kemudian, ada wilayah Ta-kang (Sumba), Huang-ma-chu (Papua), Ma-li (Bali), Kulun (Gurun, mungkin Gorong atau Sorong di Papua Barat atau Nusa Tenggara), Tan-jung-wu-lo (Tanjungpura di Borneo), Ti-wu (Timor), Pingya-i (Banggai di Sulawesi), dan Wu-nu-ku (Maluku).

Kondisi masyarakat Kediri saat diperintah Sri Jayabaya sudah teratur. Penduduknya sudah memakai kain sampai di bawah lutut, rambut diurai, serta rumahnya bersih dan rapi. Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima maskawin berupa emas. Orang-orang yang sakit memohon kesembuhan kepada dewa dan Buddha.

Dalam kitab Lubdaka dikisahkan bahwa kehidupan sosial masyarakat kerajaan Kediri sangat teratur. Di dalam kitab ini dituliskan bahwa tinggi rendahnya martabat seseorang bukan berdasarkan pangkat dan harta benda saja, namun berdasarkan moral dan tingkah lakunya. Di sini raja sangat menghargai dan menghormati hak-hak rakyatnya, sehingga rakyatnya bisa leluasa menjalankan aktivitas kehidupan mereka sehari-hari.

Topik Menarik