Sayuti Melik Pernah Hampir Dibunuh Oleh Nasionalis Pekalongan, Sudah Pasrah Tunggu Takdir

Sayuti Melik Pernah Hampir Dibunuh Oleh Nasionalis Pekalongan, Sudah Pasrah Tunggu Takdir

Nasional | okezone | Selasa, 27 Februari 2024 - 06:31
share

BLITAR - Sayuti Melik nyaris dihabisi oleh kaum Nasionalis Pekalongan. Saat itu kemerdekaan Republik Indonesia baru saja diproklamirkan Soekarno atau Bung Karno dan Mohammad Hatta atau Bung Hatta di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Sayuti Melik merupakan pengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Suami tokoh pejuang perempuan S.K Trimurti itu juga menjabat sebagai sekertaris Partai Nasional Indonesia (PNI).

Di awal kemerdekaan Sayuti Melik bekerja sebagai pembantu Gubernur Jawa Tengah Wongsonegoro. Ia menangani bidang kerakyatan. Sesuai tugasnya, Sayuti diutus memantau wilayah karesidenan Pekalongan yang saat itu tengah bergolak.

Pergolakan sosial politik dipicu adanya pro kontra antara kaum nasionalis dengan pejabat pangreh praja Pekalongan yang memilih tetap patuh kepada penjajah Jepang.

Kabar kemerdekaan Indonesia baru didengar rakyat Pekalongan pada 18 Agustus 1945. Terdengarnya kabar kemerdekaan mendorong kaum nasionalis langsung bergerak, termasuk mengibarkan bendera merah putih.

Namun oleh pejabat pangreh praja, langkah itu dihalangi. Sejumlah bendera yang sempat berkibar diturunkan paksa dengan alasan belum mendapat perintah dari Dai Nippon (Jepang).

Benturan sosial pun tak terhindarkan. Sayuti Melik diperintah memastikan situasi sosial politik yang terjadi.

Sayuti Melik bersama Subandrio dan Hugeng kemudian mendapat tugas dari Gubernur Jawa Tengah untuk mengunjungi karesidenan Pekalongan, demikian dikutip dari buku S.K Trimurti Pejuang Perempuan Indonesia (2016).

Nahas, saat bersama KH Iskandar Idris, yakni komandan resimen 17 TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan Kiai Bisri untuk menemui Kutil, seorang jagoan di Tegal, mobil yang ditumpangi Sayuti Melik diadang sekelompok pemuda.

Topik Menarik