Dandhy Dwi Laksono Akui Kru hingga Bintang Film Dirty Vote Alami Intimidasi

Dandhy Dwi Laksono Akui Kru hingga Bintang Film Dirty Vote Alami Intimidasi

Nasional | okezone | Rabu, 21 Februari 2024 - 15:20
share

MALANG - Sutradara Dirty Vote , Dandhy Dwi Laksono mengaku dirinya bersama kru dan bintang film dokumenter yang mengungkap skenario kecurangan Pemilu 2024 tersebut mendapatkan tekanan serta intimidasi setelah merilis Dirty Vote. Intimidasi diterima tidak dalam bentuk fisik, tapi melalui ponsel.

Dandhy mengungkapkan bahwa bentuk ancaman dan intimidasi yang dialami dirinya bersama bintang film Dirty Vote dan beberapa kru yang terlibat dalam proses film tersebut nyaris sama.

"Beberapa kru dan para bintang filmnya, ada masalah dengan gadget," ucap Dandhy Laksono usai diskusi 'Setelah Dirty Vote' di Universitas Widyagama, Malang, Jawa Timur, Rabu (21/2/2024).

Tapi, Dandhy tak ingin membicarakannya lebih detail soal intimidasi yang mereka alami, karena nanti bisa dianggap ada korelasi dengan film yang mereka garap.

"Kami nggak mau ngomongin itu, karena itu bagian dari teror, makin diomongin makin mereka merasa relevan," ungkap Dandhy.

Tak cuma dugaan intimidasi saja, Dandhy mengakui sudah ada tiga laporan ke polisi terkait film Dirty Vote. Ketiga laporan itu juga sudah diproses oleh polisi, tapi pada perjalanannya polisi melibatkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengkaji film itu.

"Saya menghormati semua proses hukum silakan. Saya juga bingung, teman-teman pengacara juga bingung, apa yang dilanggar sebenarnya, karena pakai undang-undang pemilu, lalu ternyata polisi mengarahkan ke Bawaslu, apa yang terjadi bahwa seluruhnya bilang yang belum nonton silakan nonton," jelasnya.

Sebelum pencoblosan Pemilu 14 Februari 2024, warga Indonesia digegerkan dengan kemunculan film 'Dirty Vote' yang disutradarai oleh Dandhy Laksono. Proses pengerjaan film itu disebut ditempuh dalam waktu dua pekan meliputi proses riset, produksi, penyuntingan, sampai rilis.

Pembuatan film ini juga melibatkan 20 lembaga, antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Perludem, Indonesia Corruption Watch, JATAM, Lokataru, LBH Pers, WALHI, Yayasan Kurawal, dan YLBHI.

Film ini membuat geger hingga menyita perhatian publik, kurang lebih lima jam setelah diunggah di YouTube, film itu telah dilihat 355.831 orang, dan disukai oleh 51.294 pengguna YouTube. Bahkan sepekan pasca Pemilu 2024 digelar, ratusan orang sudah menonton film garapan sutradara Dandhy Laksono tersebut.

Topik Menarik