Jokowi Dihujani Sentimen Negatif Usai Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Memihak

Jokowi Dihujani Sentimen Negatif Usai Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Memihak

Nasional | okezone | Sabtu, 27 Januari 2024 - 12:30
share

JAKARTA Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut Kepala Negara bisa berkampanye tanpa menggunakan fasilitas dari negara ramai menjadi buah bibir netizen.

Founder Evello Big Data Analytics, Dudy Rudianto mengatakan, polemik tersebut mulai merangkak naik menjadi perhatian publik melalui sejumlah platform media sosial. Di Tiktok, isu ini telah ditonton 18.459.942 kali tayang hingga Sabtu 27 Januari 2024.

Adapun jumlah percakapan di Tiktok mencapai 124.120 komentar dengan interaksi publik melalui TikTok mencapai 701.438 kali.

Bahkan sebaran video tentang polemik ini telah menyebar sebanyak 23.054 ke jejaring private WhatsApp yang berasal dari tiktok ujar Dudy, Sabtu (27/1/2024).

Selain TikTok, warga Instagram juga ramai mengkritisi polemik ini. Menurut Dudy, jumlah percakapan di Instagram mencapai 170.565 komentar dengan interaksi sebanyak 797.718 Likes.

Bahkan informasi mengenai polemik Presiden boleh ikut berkampanye telah ditonton warga Instagram sebanyak 7.127.000 kali tayang terang Dudy.

Data Evello juga menunjukkan tren yang sama di Youtube dan Twitter. Pada platform youtube, isu ini telah ditonton warga Youtube sebanyak 11.550.740 dan menyebar sebanyak 8.248.708 kali tayang di Twitter.

Jumlah komentar di Youtube bahkan mencapai 123.196 percakapan, terpaut tipis jika dibandingkan dengan percakapan di Tiktok ujar Dudy.

Data evello juga menunjukkan sentimen publik cenderung negatif terhadap isu ini. Bobot sentimen negatif terhadap isu presiden boleh kampanye mencapai 76,65.

Tingginya sentimen negatif menunjukkan jika publik memang tidak menginginkan hak tersebut diambil oleh Jokowi, walaupun peraturannya membolehkan terang dudy menanggapi bobot sentiment yang ditemukan oleh Evello.

Evello juga menunjukkan bahwa terdapat tiga emosi yang mendominasi polemik ini. Emosi takut alias cemas mendominasi sebesar 87 dan Terkejut sebesar 56 dan emosi Bahagia 34

Ketiga emosi dominan tersebut mencerminkan bagaimana emosi publik terhadap isu Presiden boleh berkampanye kata Dudy. Emosi ini sekaligus menjadi pengingat bagi presiden bahwa sebaiknya hak tersebut tidak diambil,ungkapnya.

Selain sentimen dan emosi, evello juga melihat bagaimana kecenderungan publik terhadap isu tersebut. Bagi mereka yang menolah wacana presiden dapat berkampe, karakteristik pribadi yang terbentuk cenderung emosional.

Bobot personality traits emosional terbaca mencapai 97 menanggapi pernyataan Presiden Jokowi ujar Dudy.

Topik Menarik