Profil dan Perjalanan Karier Jenderal LB Moerdani, Jenderal Intel Andalan Soeharto
JAKARTA- Berikut profil dan perjalanan karier Jenderal LB Moerdani yang jarang dikenal oleh masyarakat. Seperti diketahui, Jendereal LB Moerdani memiliki pangkat sebagai jendral intel andalan Soeharto ini memang sangat diandalkan pada era Orde Baru.
Sebagai perwira kepercayaan Soeharto, LB Moerdani mendapat julukan sebagai Unsmiling General. Dia banyak terlibat dalam aksi intelis yang membuat sosoknya semakin misterius. Salah satunya adalah penumpasan pembajakan Garuda Indonesia Penerbangan 206 tahun 1981.
LB Moerdani juga sempat menjabat sebagai Panglima ABRI, Menteri Pertahanan dan Keamanan, serta menjadi panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib).
Seperti apa sosok Jenderal LB Moerdani? Berikut adalah profil dan perjalanan karier Jenderal LB Moerdani, jendral intel andalan Soeharto.
Leonardus Benyamin Moerdani lahir di Cepu, Jawa Tengah pada 2 Oktober 1932. Ia merupakan anak ketiga dari ketika dari pasangan Raden Gerardus Moerdani Sosrodirjo dan Jeanne Roech. Ibu LB Moerdani ternyata berdarah Jerman.
Pekerjaan sang ayah adalah seorang pegawai perkeretaapian. Kedua orang tuanya wafat dan dimakamkan di Pemakaman Umum Bonoloyo, Solo.
Sejak usia belasan tahun LB Moerdani sudah aktif mengikuti pertempuran melawan kolonial Belanda. Saat itu, ia bergabung dengan Tentara Pelajar. Pria yang akrab dengan sapaan Beni ini juga ikut andil pada peristiwa Serangan Umum yang terjadi pada 1 Maret di Kota Solo.
Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah atas, Beni mendaftar ke Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) dan mulai pelatihan pada Januari 1951. Dia juga turut ambil bagian dalam Sekolah Pelatihan Infanteri (SPI).
Pendidikannya di P3AD dan SPI selesai pada tahun 1952. Kemudian, Beni yang berpangkat Letnan Dua ditempatkan di Kodam Siliwangi untuk menjaga keamanan Jawa Barat.
Ahmad Yani memerintahkan LB Moerdani untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Infanteri Angkatan Darat Amerika Serikat di Fort Benning. Setelah lulus pada tahun 1961, ia ditugaskan untuk mengambil alih Irian Barat.
Perannya dalam mengambil alih Irian Barat membuat Presiden Soekarno menariknya sebagai ajudan. Sayangnya ia menolak tawaran tersebut. Karena penolakan itu, LB Moerdani dipindahkan ke Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto memberinya jabatan sebagai Asisten Intelijen Pertahanan dan Keamanan. Salah satu tugasnya adalah merencanakan invasi balik Operasi Seroja Timor Timur pada 1975 lalu.
Pada tahun 1983, Presiden Soeharto mempromosikannya sebagai panglima ABRI. Jabatan ini tidak hanya membuat LB Moerdani memiliki jabatan yang sangat besar. Posisinya sebagai panglima ABRI juga mengantarkannya pada berbagai kontroversi.
Demikian profil dan perjalanan karier Jenderal LB Moerdani, jendral intel andalan Soeharto. Terimakasih.
(RIN)










