Scuderia AlphaTauri Akan Ganti Nama pada F1 2024
MILTON KEYNES Scuderia AlphaTauri akan berganti nama pada F1 2024 seiring masuknya sponsor baru. Hal tersebut diungkapkan penasihat balap Red Bull Racing, dr. Helmut Marko, dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
AlphaTauri merupakan nama yang dipakai sejak F1 2020. Sebelumnya, tim balap yang bermarkas di Faenza, Italia, tersebut mengusung nama Scuderia Toro Rosso sejak resmi diakuisisi pada 2006. Keduanya masih memiliki kaitan dengan Red Bull Group.
Bisa dibilang, mereka adalah sister team dari Red Bull Racing. Sebab, para pembalap junior kerap dititipkan untuk dididik di tim tersebut. Max Verstappen dan Sebastian Vettel adalah dua dari sekian nama yang pernah berseragam AlphaTauri (Toro Rosso) sebelum kemudian diboyong ke Red Bull.
Pada awal F1 2023, Marko sempat memberi sinyal AlphaTauri akan rebranded . Sebab, Red Bull merasa nama lini busana ( fashion ) mereka itu kurang menjual, terutama untuk sponsor. Dia akhirnya mengonfirmasi akan ada pergantian nama tim pada F1 2024, jelang balapan F1 GP Austria 2023.
AlphaTauri akan memiliki dua pemimpin baru pada 2024, Laurent Mekies dan Peter Bayer. Akan ada sponsor-sponsor baru dan nama baru (untuk tim itu), terang Marko, sebagaimana dilaporkan Crash , Kamis (29/6/2023).
Orientasinya jelas: mengikuti Red Bull Racing sejauh regulasi mengizinkan. Desain sendiri adalah cara yang salah, imbuh pria asal Austria itu.
Lebih Menguntungkan
Sebelumnya, muncul kabar AlphaTauri akan dijual ke pihak ketiga setelah dinilai tidak menguntungkan. Marko sempat menepis kabar penjualan itu. Namun, dia memang menyebut ada nama baru yang akan diusung.
Penggantian nama itu cukup logis. Hanya ada 3-4 negara tempat kami balapan, di mana nama AlphaTauri cukup menjual, kata Marko, sebagaimana dikutip dari Motorsport Week pada Maret 2023.
"Tugasnya tentu saja cukup simpel. Lebih banyak uang yang masuk dan hasilnya tentu akan meningkat (di lintasan balap), tandasnya.
Kendati berada di bawah naungan Red Bull, sejatinya AlphaTauri tetap menjalankan operasionalnya secara mandiri. Mereka tetap dituntut untuk mendatangkan sponsor baru serta meraih pendapatan tanpa campur tangan perusahaan minuman asal Austria tersebut.
